Rabu, 18 Juli 2012

Mengenal Lebih Dekat Kecamatan Jiken (rekomendasi).

Usulan Penanganan Masalah di Kecamatan Jiken
a.   Usulan penanganan masalah untuk kondisi sekarang:
1.   Kecamatan Jiken merupakan salah satu kecamatan yang memiliki potensi alam yang cukup melimpah di bidang sumber daya alam yaitu sumberdaya minyak dan pertanian. Melihat masalah yang ada di jiken sekarang, yaitu dimana belum adanya perda/regulasi yang mengatur tentang pembagian hasil untuk pengelolaan sumberdaya alam (minyak) maka dari itu, pemerintah seharusnya membuat peraturan tersebut, sehingga ada peraturan yang jelas untuk pembagian hasil dari eksplorasi sumberdaya alam yang dilakukan. Menindaklanjuti dari permasalahan tersebut, terkait dengan sumberdaya alam berupa pertanian, yaitu pemerintah sebaiknya aktif terjun kelapangan memberikan sosialisasi dan pengarahan terhadap masyarakat melalui lembaga seperti kelompok tani, LMDH, maupun kepala desa untuk bagaimana caranya memaksimalkan lahan pertanian yang ada. Pemerintah daerah juga seharusnya membuat peraturan mengenai sanksi bagi kepala desa/kelurahan yang kantornya tutup lebih awal, hal ini terkait dengan tindak lanjut dari usulan diatas. Sehingga upaya pemaksimalan pengelolaan pertanian dapat berjalan dan terwujud.

Mengenal Lebih Dekat Kecamatan Jiken (potensi).


Potensi Wilayah
Fisik dan Sumberdaya Alam
Kecamatan Jiken memiliki beberapa desa yang termasuk dalam kelerengan o-2% dan 2-5% yang berarti kondisi topografinya datar. Desa yang termasuk dalam kondisi kelerengan ini adalah Jiken, Cabak, Jiworejo, Nglobo, Nglebur dan Genjahan. Kondisi topografi datar ini dapat menjadi potensi tersendiri bagi Jiken karena mudah dikembangkan untuk pembangunan fisik seperti permukiman, perdagangan jasa dan pertanian. Jiken juga memilki tanah mediteran dan grumosol yang cocok untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian, perkebunan dan perhutanan.
Pada segi sumberdaya alam, Jiken memiliki potensi di bidang perminyakan, tambang batu dan kehutanan. Di bidang perminyakan, Jiken memiliki paling tidak 74 sumur minyak tua peninggalan Belanda yang masih bisa di eksplorasi. Ke-74 titik sumur minyak itu tersebar di Desa Bangowan (24 titik), Nglobo (47 titik) dan Janjang (3 titik). Hanya saja sumur minyak yang saat ini sudah digali dan memproduksi minyak hanya 2 titik di Bangowan dan 12 titik di Nglobo, sedangkan sumur minyak yang ada di Desa Janjang belum tersentuh sama sekali akibat letaknya yang berada pada daerah patahan dan kemiringan tinggi. Sumur minyak yang ada di Bangowan dan Nglobo sepenuhnya dikelola oleh pertamina, hanya saja jika di Nglobo seluruh proses pengolahan minyak dilakukan oleh pihak Pertamina, di Desa Bangowan pengolahan sumur minyak dikelola oleh PT Witsun Indonesia Perkasa dan selanjutnya dijual oleh Pertamina.
Pada bidang pertambangan, Jiken memiliki potensi batugamping yang cukup besar di Kabupaten Blora. potensi Batugamping ini terdapat di Desa Bleboh, awalnya memang batugamping ini dieksplorasi namun saat ini operasi penambangan batu telah dihentikan karena kalah bersaing dengan wilayah lainnya.

Mengenal Lebih Dekat Kecamatan Jiken (Profil)



Kecamatan Jiken terletak di sebelah timur kabupaten Blora, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur sehingga membuat Kecamatan Jiken ini termasuk pintu gerbang perbatasan antara Jawa Tengah dengan Jawa Timur. Jarak antara kecamatan Jiken dengan pusat kabupaten terbilang cukup dekat, yaitu 13 km dan jarak tempuh dari Ibukota Provinsi Jawa Tengah sejauh 140 km. Kecamatan Jiken sendiri memiliki luas wilayah mencapai 168,167 km2 dengan jumlah penduduk sebesar 38.211 jiwa.
Kecamatan Jiken memiliki 11 Desa yaitu Desa Bangowan, Desa Bleboh, Desa Cabak, Desa Genjahan, Desa Janjang, Jiken, Jiworejo,  Ketringan, Nglebur, Nglobo, Singorejo. Desa – desa tersebut memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kecamatan Jiken terdiri dari 61 RW, 262 RT , dan 39 Dusun.

Peta Kabupaten Blora


Peta Kecamatan Jiken




    A.   Karakteristik Wilayah Kecamatan Jiken Relatif Terhadap Wilayah Kabupaten Blora
      1. Kedudukan Wilayah Jiken dalam Wilayah yang lebih luas
Kecamatan Jiken merupakan salah satu kecamatan yang letaknya di bagian timur Kabupaten Blora. Secara geografis, Kecamatan Jiken memiliki batas administratif, dimana bersebelahan dengan kecamatan lain bahkan kabupaten lain dari provinsi lain. Di sebelah utara Kecamatan Jiken berbatasan langsung dengan Kecamatan Bogorej, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sambong dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Jepon. Letak Kecamatan Jiken yang bersebelahan dengan Kecamatan lain bahkan provinsi lain memberi konsekuensi tersendiri bagi daerah di sekitar Kecamatan Jiken, terutama bagi Desa Bleboh yang berbatasan langsung dengan Kabupaten lain yaitu Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEir0jo66RC-9Wzrcbx6SuL8FBpPTbH4d9sRgqGlFZqknRCFp3lYfiC-kysDJXJrQW6ttW1M5ngBpatyQunWf1Nem6EeiiC-OUYSrTohDyHKYpocpVwSvbuKEl2aOvWWboKlDsjyYfFhlr1w/s640/peta+blora.png


Konteks Wilayah Studi
    A.   Posisi Geografis Kecamatan Jiken
Kecamatan Jiken terletak di sebelah timur kabupaten Blora, yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur sehingga membuat Kecamatan Jiken ini termasuk pintu gerbang perbatasan antara Jawa Tengah dengan Jawa Timur. Jarak antara kecamatan Jiken dengan pusat kabupaten terbilang cukup dekat, yaitu 13 km dan jarak tempuh dari Ibukota Provinsi Jawa Tengah sejauh 140 km. Kecamatan Jiken sendiri memiliki luas wilayah mencapai 168,167 km2 dengan jumlah penduduk sebesar 38.211 jiwa.
Kecamatan Jiken memiliki 11 Desa yaitu Desa Bangowan, Desa Bleboh, Desa Cabak, Desa Genjahan, Desa Janjang, Jiken, Jiworejo,  Ketringan, Nglebur, Nglobo, Singorejo. Desa – desa tersebut memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kecamatan Jiken terdiri dari 61 RW, 262 RT , dan 39 Dusun.
Posisi Jiken di Kabupaten Blora
Pada peta Kabupaten Blora disamping, dapat dilihat posisi Kecamatan Jiken yang terletak di paling timur Kabupaten Blora dan menjadi daerah perbatasan Provinsi Jawa Tengah dengan Provinsi Jawa Timur. Kecamatan Jiken juga berbatasan langsung dengan Kecamatan Bogorejo, Kecamatan Jepon dan Kecamatan Sambong di sebelah utara, barat dan selata


    B.    Karakteristik Wilayah Kecamatan Jiken Relatif Terhadap Wilayah Kabupaten Blora
  1.  Kedudukan Wilayah Jiken dalam Wilayah yang lebih luas
Kecamatan Jiken merupakan salah satu kecamatan yang letaknya di bagian timur Kabupaten Blora. Secara geografis, Kecamatan Jiken memiliki batas administratif, dimana bersebelahan dengan kecamatan lain bahkan kabupaten lain dari provinsi lain. Di sebelah utara Kecamatan Jiken berbatasan langsung dengan Kecamatan Bogorej, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sambong dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Jepon. Letak Kecamatan Jiken yang bersebelahan dengan Kecamatan lain bahkan provinsi lain memberi konsekuensi tersendiri bagi daerah di sekitar Kecamatan Jiken, terutama bagi Desa Bleboh yang berbatasan langsung dengan Kabupaten lain yaitu Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur. 
Kontribusi PDRB Kecamatan Jiken dalam sektor pertanian
Jika dilihat dari peta penggunaan lahan di Kecamatan Jiken penggunaan lahan terbesar setelah hutan adalah sawah tadah hujan dan tegalan. Hal ini yang menyebabkan mayoritas penduduk di Kecamatan Jiken bermatapencaharian sebagai petani.

PDRB Atas Dasar Harga Konstan Per Sektor Pertanian di Kecamatan Jiken
Nama Kecamatan
Pertanian
Prosentase
Banjarejo
61039,90
5,0%
Blora
82178,19
6,7%
Bogorejo
31706,40
2,6%
Cepu
53194,38
4,3%
Japah
99539,67
8,1%
Jati
65160,58
5,3%
Jepon
69497,72
5,7%
Jiken
42255,81
3,5%
Kedungtuban
112825,06
9,2%
Kradenan
72408,86
5,9%
Kunduran
122273,77
10,0%
Ngawen
80028,26
6,5%
Randublatung
136584,94
11,2%
Sambong
42361,25
3,5%
Todanan
84588,22
6,9%
Tunjungan
68926,15
5,6%
TOTAL
1224569,16
100%
Sumber : BPS Kabupaten Blora,2010

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pada Kecamatan Jiken menyumbangkan 3,5% PDRB sektor pertanian dibandingkan kecamatan lain di Kabupaten Blora dengan total PDRB Kabupaten Blora adalah sebesar 12.245.69 juta rupiah. Jika dibandingkan dengan Kecamatan lain yang ada di Kabupaten Blora, Kecamatan Jiken terbilang rendah dalam menyumbang di bidang pertanian padahal mata pencaharian utama di bidang pertanian. Hal ini dikarenakan petani di Kecamatan Jiken masih mengandalkan sawah tadah hujan sehingga dalam setahun hanya dapat panen sekali untuk semua produk pertanian yang dihasilkan seperti Padi dan jagung yang merupakan produksi unggulan pertanian karena cukup memiliki nilai jual tinggi.
    2.  Aksesibilitas Kecamatan Jiken
Ditinjau dari aksesibilitasnya, Kecamatan Jiken sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Blora yang dilalui oleh jalur regional. Sehingga hal ini memberi dampak tersendiri bagi Kecamatan Jiken mengingat pentingnya jalur regional ini sebagai jalur distribusi barang dan jasa sehingga, berdampak pada produktifitas serta daya saing terhadap kecamatan lain di Kabupaten Blora.

     C.   Karakteristik Wilayah Jiken relatif terhadap wilayah lain di wilayah acuan
            Karakteristik wilayah Kecamatan Jiken dibandingkan dengan wilayah kecamatan lain di Kabupaten Blora seperti Kecamatan Jepon, yang terletak bersebelahan dengan Kecamatan Jiken. Kecamatan Jepon memiliki karakteristik kekotaan yang lebih menonjol dibandingkan dengan Kecamatan Jiken sendiri. Hal ini dapat dilihat dari berbagai karakteristik berikut :
1.   Aksesibilitas
Dilihat dari aksesibilitasnya, Kecamatan Jepon terletak pada lokasi yang lebih strategis dibandingkan Kecamatan Jiken. Hal ini dibuktikan dengan lebih mudahnya aksesbilitas di Kecamatan Jepon dibandingkan dengan Kecamatan Jiken.
Aksesibilitas di Kecamatan Jiken termasuk cukup sulit. Meskipun terdapat angkutan umum seperti bus mini dan angkot, akan tetapi bus dan angkot ini hanya berada pada jalan lokal penghubung Kecamatan Jiken dengan Blora. Untuk aksesbilitas penghubung antar desa yang akan menuju ke Kecamatan terdekat untuk melakukan aktivitas seperti bersekolah dan ke pasar harus menggunakan kendaraan pribadi. Adaupun angkutan umum berupa colt yang tidak setiap hari ada. Padahal umumnya masyarakat desa di Kecamatan Jiken tidak banyak yang memiliki kendaraan pribadi dan masih mengandalkan kendaraan umum. Padahal, setiap harinya banyak dari masyarakat di Kecamatan Jiken yang harus keluar Kecamatan menuju Kecamatan lain karena keterbatasan sarana yang ada di Kecamatan Jiken.
Berbeda halnya dengan Kecamatan yang berdekatan dengan Kecamatan Jiken yaitu Kecamatan Jepon. Kecamatan Jepon memiliki aksesbilitas yang cukup mudah. Banyak terdapat kendaraan umum yang ada dan bahkan di wilayah yang sulit dijangkau seperti desa yang berada di pegunungan kendeng utara mereka dapat dengan mudah menuju pusat Kecamatan Jepon menggunakan truk yang digunakan sebagai kendaraan umum dan setiap hari ada. Selain itu, banyak masyarakat di Kecamatan Jepon yang telah memiliki kendaraan pribadi yang semakin memudahkan mereka dalam melakukan aktivitas.  Jika dibandingkan dengan Kecamatan Jiken yang sama-sama dileawati oleh jalur regional, aksesbilitas di Kecamatan Jepon lebih mudah dibandingkan dengan Kecamatan Jiken.
2.  Aktivitas Perekonomian
Dilihat dari aktivitas perekonomiannya, jika dibandingkan dengan Kecamatan Jiken yang terletak bersebelahan dengan Kecamatan Jiken, Kecamatan Jepon memiliki aktivitas perekonomian yang lebih beragam dan lebih maju. Hal ini dibuktikan seperti adanya fasilitas perdagangan jasa yang memusat pada jalur regional dan lokal sekunder di Kecamatan Jepon. Dimana pada sepanjang jalur tersebut pada kanan krinya banyak terdapat minimarket, pertokoan, showroom kerajinan jati, pasar tradisional dengan skala pelayanan yang lebih luas hingga menjangkau Kecamatan Jiken
Lain dengan aktivitas perekonomian di Kecamatan Jiken yang terpusat di Desa Jiken yang hanya berupa pertokoan dan Desa Bleboh yaitu berupa penyediaan pasar tradisional, juga terdapat beberapa toko serta warung kelontong yang hanya menjangkau Desa Nglebur, Desa Bleboh dan Desa Janjang. Jika dibandingkan jumlahnya, Kecamatan Jepon memiliki lebih banyak fasilitas perdagangan tersebut serta kondisi di sekitarnya pun lebih ramai dibandingkan di pusat Kecamatan Jiken.
3.   Keberadaan Fasilitas Umum
Karakteristik Kecamatan Jiken dilihat dari keberadaan fasilitas yang ada di wilayah tersebut berupa penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, perdagangan dan jasa, dll. Fasilitas yang ada di Kecamatan Jiken seperti Fasilitas pendidikan sangatlah terbatas. Kecamatan jiken hanya memiliki TK,SD, SMP dan tidak memiliki SMA. untuk TK dan SD terdapat pada setiap desa yang ada di Kecamatan Jiken. Sedangkan untuk SMP hanya terdapat di tiga desa yaitu Desa Jiken meliputi SMP N 1 Jiken dan MTS, Desa Jiworejo meliputi SMP N 3 Jiken dan MTS, dan Desa Nglebur yaitu SMP N 2 Jiken. Di Kecamatan Jiken belum terdapat SMA, hal ini membuat masyarakat yang ada di Kecamatan Jiken harus ke Kecamatan lain untuk dapat melanjutkan jenjang SMA setelah lulus SMP. Bahkan, banyak dari masyarakat Kecamatan Jiken yang memilih tidak melanjutkan ke Jenjang SMAsetelah lulus SMP dikarenakan tidak ada SMA di Kecamatan Jiken dan jarak terdekat menuju SMA bisa sampai 15km.
SMA terdekat dengan Kecamatan Jiken adalah SMA N 1 Jepon yang berada di Kecamatan Jepon. Untuk desa-desa yang berada paling jauh dengan pusat Kecamatan Jiken seperti Desa Bleboh dan Desa Ketringan yang sampai 15km menuju Kecamatan Jepon jika ingin melanjutkan SMA. dengan keterbatasan aksesbilitas membuat masyarakat yang ada di desa-desa tersebut memilih untuk tidak melanjutkan SMA. untuk bersekolah SMA saja masyarakat harus menempuh 15km setiap harinya dengan berjalan kaki  atau bersepedadari desa menuju jalan lokal untuk naik kendaraan umum bagi yang tidak memiliki kendaraan pribadi.
Berbeda halnya dengan Kecamatan Jepon yang memiliki sarana pendidikan hingga jenjang SMA. dan dengan aksebilitas yang cukup mudah. Dan bukan menjadi kendala untuk desa-desa yang jauh dengan SMA untuk menuju ke SMA yang ada di Kecamatan Jepon, karena terdapat kendaraan umum yang dapat mengantar setiap harinya jika tidak memiliki kendaraan pribadi.

Sejarah Kecamatan Jiken dan 11 Desa Kecamatan Jiken
a.    Asal Nama Kecamatan Jiken
Kecamatan ini dibentuk berdasarkan PP No. 16/1992 tentang Pembentukan Kecamatan di Wilayah Kabupaten Dati II Pati, Blora Temanggung, Purbalingga, Grobogan, Brebes, Wonogiri, dan Cilacap dalam wilayah Propinsi Dati I Jawa Tengah.
Nama Jiken berasal dari kata ‘driji’ atau jari, dan ‘ken’ dari kata teken atau penyangga, diambil dari dri ‘ji’ dan te ‘ken’ (Jiken). Dalam sejarahnya, Pangeran Djati Kusumo dan Pangeran Djati Kisworo mendapat tugas yang berat dari Pangeran Benowo, untuk mencari pusaka andalan kerajaan Pajang. Mereka berdua berangkat dengan berjalan kaki diikuti rombongannya menelusuri jalan sampai pelosok – pelosok hutan.
Semua pencarian terus dilakukan dengan hati tulus dan ikhlas, meski dengan berbagai kendala masuk hutan belantara, naik dan turun tebing. Perjalanannya dilanjutkan kearah Selatan dengan merangkak – rangkak hingga jari – jari mereka digunakan sebagai penguat tubuh (teken). Kedua pengeran tersebut kemudian bersabda dengan disaksikan oleh rombongannya, bahwa tempat tersebut diberi nama “Jiken”.
Dalam perjalanannya, mereka telah mengalami beberapa kejadian yang dengan kejadian tersebut menjadi beberapa nama tempat, seperti ketika ia hendak melakukan shalat dan membasuh muka di suatu sungai yang memiliki kedung. Maka tempat tersebut menjadi kedung wisuhan, atau kedung tempat membasuh muka dan mengambil air wudhu. Begitu juga saat mereka melihat banyak pohon sirih, maka tempat terebut dinamakan Suruhan, artinya tempat yang banyak pohon sirihnya. Ada juga ketika mencurigai sebuah batu yang berlobang, tetapi ternyata adalah batu tempat menyimpan padi. Maka tempat tersebut dinamakan “Watu Lumbung” atau batu tempat menyimpan padi, dan lain sebagainya.
 b.   Asal Usul Nama Desa Janjang
Putra (sentono dalem) dari kerajaan Pajang yaitu Kyai Jatikusuma dan Kyai Jatiswara pergi meniggalkan kraton dan mengembara. Sampai di suatu tempat dengan dataran yang tinggi, mereka berhenti dan menetap disana. Dikarenakan tempat yang mereka diami memiliki dataran yang tinggi , sehingga mereka dapat melihat kemana saja dengan jelas, maka tempat itu dinamakan Janjang  (artinya jelas/tinggi). Dari kata itulah kemudian menjadi Desa Janjang.
c.    Sejarah Perminyakan Distrik II Nglobo, Lumbung Minyak Jiken
Dimulai dari temuan Adrian Stoop pada tahun 1800. Atas temuan itu, pemerintah Hindia Belanda mendirikan perusahaan minyak Dordstche Petroleum Maatschapij ( DPM ) guna mengebor lading minyak di Cepu pada tahun 1888. Tahun 1889 pengeboran minyak dilakukan di Wonokromo, kemudian tahun 1893 dilakukan pengeboran dan eksploitasi di Ledok 1. Awal tahun 1900-an DPM menemukan rembesan minyak di Nglobo, Kawengan, Semanggi dan Wonocolo. Wilayah yang merupakan cakupan Kecamatan Jiken adalah Desa Nglobo. Pada tahun 1911 kilang minyak Wonokromo dibeli oleh Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM) untuk dioperasikan bersama kelang minyak Cepu. Desa Nglobo menjadi bawahan dari Ledok yang merupakan pusat kegiatan produksi. Saat ini, terdapat kurang lebih 34 titik sumur minyak dimana 19 diantara telah aktif diproduksi.

Karakteristik Wilayah Kecamatan Jiken
Karakteristik Fisik Kecamatan Jiken
Jika ditinjau dari ketinggiannya, Kecamatan Jiken memiliki ketinggian sebesar 40 – 100 meter dan 100 – 500 meter di atas permukaan laut. Bila ditinjau dari kelas kelerengannya, Kecamatan Jiken terdiri dari 5 kelas kelerengan, yaitu:

Kelas Kelerengan Kecamatan Jiken
No.
Kelas Kelerengan
Desa
1.
0 – 2 %
Desa Jiken, Genjahan dan Jiworejo
2.
2 – 5 %
Desa Cabak, Desa Nglebur dan Kelurahan Nglobo
3.
5 – 15%
Seluruh wilayah Kecamatan Jiken
4.
15 – 40%
Desa Bangowan, Jiworejo, Jiken, Nglobo, Cabak, Nglebur, Janjang, Bleboh, Nglebur, Singonegoro dan Desa Ketringan
5.
>40%
Desa Janjang
Sumber : BAPPEDA Kabupaten Blora, 2011.

Berdasarkan tabel dan peta di atas, Desa yang memiliki kelas kelerengan tertinggi adalah Desa Janjang. Desa ini bahkan terlihat seperti berada di atas gunung bila dilihat dari Desa Nglebur. Akses masuk ke Desa ini juga tergolong paling sulit akibat jalannya yang bergelombang dan menanjak dan permukaan wilayahnya yang berbukit. Permukaan wilayah yang berbukit ini juga dapat ditemukan di desa – desa yang memiliki kelas keleregan 15-40% seperti Desa Bangowan, Jiworejo, Jiken, Nglobo, Cabak, Nglebur, Janjang, Bleboh, Nglebur, Singonegoro dan Desa Ketringan yang memiliki topografi gak curam hingga curam. Berdasarkan hasil obeservasi lapangan juga ditemukan bahwa di setiap desa yang memiliki topografi curam memiliki kondisi jalan yang rusak hingga rusak parah. Rusaknya jalan ini dapat memperlambat waktu tempuh menuju atau keluar desa.
Kecamatan Jiken jika ditinjau dari aspek klimatologi, seluruh desa memiliki curah hujan sebesar 1500 - 1750 mm/tahun dengan suhu udara terendah 29 ◦C dan suhu tertinggi 35◦C. Berdasarkan data hari hujan Kecamatan Jiken dirinci menurut bulan, Jiken memiliki 1 bulan kering dimana tidak ada hujan turun sama sekali yaitu pada bulan Juli dan 11 bulan lainnya adalah bulan basah dimana hujan turun dengan intensitas sedang hingga tinggi. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui bahwa iklim di Kecamatan Jiken termasuk dalam iklim basah yang cocok untuk pertanian dan perkebunan dan hutan.
Jika ditinjau dari aspek litologi atau jenis tanah, Kecamatan Jiken memiliki dua jenis tipe tanah yaitu Grumosol dan Mediterania Coklat Tua. Adapun persebarannya yaitu :
1.     Persebaran jenis tanah Grumosol : Persebaran jenis tanah ini tersebar merata di Desa Genjahan, Jiken. Tersebar sebagian besar Desa Nglobo, Cabak, Nglebur, Janjang, Singonegoro, Jiworejo, Bleboh. Tersebar sebagian kecil di Desa Ketringan, Bangowan
2.  Persebaran jenis tanah Mediterania Coklat Tua: Sebagian besar tersebar di Desa Bangowan, Ketringan, Bleboh. Sebagian kecil tersebar di Desa Jiworejo, Singonegoro, Nglebur, Cabak, Nglobo.
Jenis tanah Grumosol dan Mediterania Coklat Tua merupakan jenis tanah yang tergolong subur dan cukup subur. Oleh karena  itu, jenis tanah tersebut cocok untuk kegiatan pertanian, perkebunan, dan hutan. Adanya dukungan tipe curah hujan yang juga cocok untuk kegiatan pertanian, perkebunan dan kehutanan maka menjadi suatu hal yang wajar bila di luas Kecamatan Jiken didominasi pleh pertanian, perkebunan dan hutan. Kebanyakan lahan pertanian dan perkebunan merupakan milik masyarakat. Namun untuk lahan hutan merupakan milik perhutani yang dilindungi keberadaannya.
 Secara umum, wilayah Kecamatan Jiken dilalui sungai – sungai tetapi tidak memiliki arus yang deras dan volume tinggi. Sungai yang melalui Kecamatan Jiken adalah Sungai Jiken, Sungai Bagowan, Kali Gede, Kali Glowok, Kali Omahan, Kali Katesan dan Jombang serta kali Nanas di Kali Kluwih. Dalam hal pemanfaatannya, masyarakat sekitar memanfaatkan air sungai ini sebagai keperluan kamar mandi dan irigasi.
Kecamatan Jiken juga memiliki potensi sumberdaya alam di bidang perminyakan dan hutan. Potensi perminyakan ini tersebar di 4 desa yaitu, Nglobo, Bleboh, Janjang dan Bangowan, namun dari keempat desa tersebut, sumur minyak yang masih bisa diproduksi adalah sumur minyak di Desa Bangowan dan Desa Nglobo. Sumur minyak yang ada di kedua Desa ini masing – masing didistribusikan dan dijual oleh Pertamina.

Karakteristik Penggunaan Lahan
Luas wilayah Kecamatan Jiken adalah sebesar 16.816 ha dengan mayoritas penggunaan lahan di Kecamatan Jiken adalah hutan dengan luas 13.350,386 Ha atau sekitar 79% dari luas wilayah Kecamatan Jiken. Selain hutan, penggunaan lahan terbesar lainnya di Kecamatan Jiken adalah penggunaan lahan untuk sawah dan tegalan, yang masing – masing memiliki luas sebesar 1.617, 924 Ha dan 1.064,709 ha atau sekitar 10% dan 6% dari luas wilayah Kecamatan Jiken. Lahan persawahan yang ada di Kecamatan Jiken sebagian ditanami padi dan jagung, tergantung musim yang ada. Ketika musim kemarau datang, maka lahan persawahan akan ditanami jagung, sedangkan jika musim penghujan tiba, maka lahan persawahan akan di tanami padi. Dengan karakteristik wilayah yang sebagian besar merupakan lahan persawahan dan perhutanan, sebagian besar penduduk di Kecamatan Jiken bermatapencaharian sebagai petani dan buruh tani.
Berikut ini adalah tabel penggunaan lahan yang didapatkan dari potensi desa tahun 2008:

Penggunaan Lahan dirinci Per Desa di Kecamatan Jiken
Desa
sawah irigasi 1/2 teknis
sawah tadah hujan
ladang
permukiman
Tanah Perkebunan Rakyat
Tanah Perkebunan Negara
Hutan Lindung
Hutan Produksi
 Hutan Konversi
Nglobo
0
64,69
66,39
32,4
0
0
1875
7,74
0
Cabak
0
71,06
4
0
1,5
0
1342
0
0
Nglebur
0
1358,42
664,57
900,94
0
0
2620
0
0
Janjang
0
81,87
91,67
21,28
4,5
0
786
175,54
0
Bleboh
85
15,15
15,4
150
0
0
2054
2,06
0
Ketringan
0
254,91
984,89
0
0
0
1400
0
0
Singonegoro
0
142,6
251,43
0
0
0
1360
0
3605,55
Jiken
0
376
2400,36
131,3
0
0
1267
100,33
0
Genjahan
40
54,28
65,96
48,77
0
0
70
2,05
0
Jiworejo
8,35
51,29
126,44
26,11
0
69,9
140
0
0
Bangowan
0
39,56
237,3
33,14
0
0
434
0
0
sumber : Potensi Desa, 2008.

Berdasarkan tabel di atas, penggunaan lahan sebagai pemukiman terbesar terdapat di Nglebur, hal ini disebabkan karena topografi sebagian besar wilayahnya yang datar dengan kelas kelerengan 2-5%, juga karena letak Nglebur yang terletak di Jalan yang menghubungkan Jiken dengan Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, jadi walaupun terletak di tengah hutan, namun Desa ini masih berkembang.
Luas sawah tadah hujan di Kecamatan Jiken sangat besar, hal ini menandakan bahwa hampir seluruh desa di Kecamatan Jiken didominasi oleh sawah tadah hujan selain hutan. Namun hal ini berarti mayoritas penduduk yang menggantungkan hidupnya pada pertanian hanya dapat mengolah sawahnya setiap musing penghujan datang sehingga hasil panen tergantung pada musim. Ketergantungan pada musim ini menyebabkan sawah yang diolah masyarakat kurang produktif.

Karakteristik Populasi dan Demografi
a.        Jumlah, Laju Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Jiken
Pada tahun 2010 di Kabupaten Blora, Kecamatan Jiken merupakan kecamatan kedua tertinggi laju pertumbuhannya setelah Kabupaten Jepon. Jumlah penduduk di Kecamatan Jiken pada tahun 2010 sebanyak 37.369 jiwa dengan komposisi penduduk terbanyak berada di Desa Jiken. Banyaknya penduduk di Desa Jiken karena Desa Jiken merupakan ibukota Kecamatan Jiken, selain itu Desa Jiken juga memiliki kondisi topografi yang datar dis ebagian wilayahnya, juga karena Desa Jiken terletak di Jalan Raya Blora-Cepu yang merupakan jalan provinsi di Kecamatan Jiken yang intensitas volume kendaraannya cukup tinggi.
Jumlah penduduk dari tahun 2006 sampai 2009 semakin meningkat, namun menurun drastis pada tahun 2010. Hal ini disebabkan oleh banyaknya penduduk yang pergi ke luar Kecamatan Jiken untuk bersekolah, kuliah dan mencari kerja serta suksesnya program Keluarga berencana di daerah ini. Dari diagram di bawah dapat dilihat bahwa kelurahan yang paling tinggi penduduknya ialah Kelurahan Jiken dan kelurahan yang paling rendah ialah Kelurahan Jiworejo.
Kepadatan penduduk didapatkan dari perhitungan atas jumlah penduduk per kelurahan dibagi dengan luas wilayah per kelurahan dalam satuan Km2. Dari perhitungan yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa kelurahan Genjahan merupakan kelurahan yang paling padat penduduknya sedangkan Kelurahan Nglobo merupakan kelurahan yang paling rendah kepadatan penduduknya. Padatnya penduduk di Kelurahan Genjahan ini salah satunya disebabkan oleh kondisi infrastruktur Kelurahan Genjahan yang tergolong sedikit lebih baik daripada kelurahan lainnya serta luas lahannya yang merupakan luas lahan terkecil di Kecamatan Jiken.

b.    Struktur dan Komposisi Penduduk Kecamatan Jiken
Dari piramida penduduk di samping dapat dilihat bahwa jumlah penduduk terendah ialah penduduk yang berusia lanjut dan jumlah penduduk tertinggi ialah penduduk yang berusia produktif. Jumlah penduduk dengan yang berumur 20 – 24 lebih sedikit daripada umur di bawah dan di atasnya karena penduduk dengan umur demikian banyak yang memilih pergi untuk berkuliah dan mencari kerja di luar Kecamatan Jiken. Kemudian dari piramida penduduk di atas dapat dilihat bahwa jumlah bayi yang baru lahir termasuk sedikit jumlahnya, salah satu penyebabnya ialah suksesnya program Keluarga Berencana yang juga diterapkan di kecamatan ini.
Sex ratio didapatkan dari perhitungan jumlah penduduk pria per kelurahan dibagi dengan jumlah penduduk wanita per kelurahan di Kecamatan Jiken kemudian dikalikan dengan 100. Apabila nilai kurang dari 100 maka jumlah penduduk wanita lebih banyak daripada jumlah penduduk laki – laki, dan sebaliknya apabila nilai lebih dari 100 maka jumlah penduduk laki – laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa sex ratio di Kecamatan Jiken sangatlah fluktuatif. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai hal salah satunya ialah migrasi penduduk laki – laki untuk bekerja di luar pulau sehingga jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada jumlah penduduk laki – laki. Kurangnya penduduk laki – laki menyebabkan kurangnya tenaga untuk melaksanakan pembangunan sehingga apabila keadaan ini semakin diperparah maka pembangunan di Kecamatan Jiken akan semakin terhambat.

c.    Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Mayoritas penduduk Kecamatan Jiken bekerja sebagai petani, buruh tani dan pedagang. Hal ini dikarenakan banyakknya penggunaan lahan sawah di Kecamatan Jiken sehingga banyak masyarakatnya yang menggantungkan hidup pada bidang pertanian.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Nama Desa
Bidan
Dukun bayi
buruh tani
Pedagang
Petani
Pengrajin
PNS
TNI
Karyawan Swasta
Tukang Kayu
Tukang Batu
Guru Swasta
Nglobo
1
1
172
414
128
1
25
16
106
8
9
5
Cabak
0
1
49
194
28
8
79
10
42
0
9
6
Nglebur
1
3
521
3908
6
2
12
2
34
4
6
0
Janjang
1
2
578
496
12
4
14
0
354
14
12
0
Bleboh
1
2
1501
2312
125
155
55
10
0
21
22
0
Ketringan
1
2
216
4360
15
0
19
9
21
78
5
0
Singonegoro
0
1
131
532
16
0
9
0
5
0
0
0
Jiken
1
2
1519
1409
28
14
148
44
261
17
14
12
Genjahan
0
0
175
156
51
9
95
25
30
46
20
8
Jiworejo
0
0
10
370
13
0
17
0
0
21
22
0
Bangowan
1
2
43
385
8
0
4
4
49
30
18
0
sumber : Potensi Desa, 2008.

Karakteristik Kegiatan Ekonomi
Kecamatan Jiken merupakan Kecamatan yang memiliki potensi terbesar di bidang pertanian, hal ini ditandai oleh dominannya penggunaan lahan berupa pertanian pada Kecamatan Jiken. Berikut tabel PDRB Kecamatan Jiken:

PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009
Menurut Lapangan Usaha di Kecamatan Jiken Tahun 2009
Lapangan Usaha/Sektor
Tahun 2009
Pertanian
39,453
Pertambangan dan Penggalian
59
Industri Pengolahan
2,38
Listrik, Gas, dan Air Bersih
483
Bangunan
3,097
Perdagangan, Hotel, dan Restoran
6,072
Angkutan dan Komunikasi
888
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
4,717
Jasa – jasa
4,379
PDRB
61,528
              Sumber: Kecamatan Dalam Angka 2009
               
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sektor utama penunjang perekonomian masyarakat Kecamatan Jiken yaitu sektor pertanian sebesar 39,453. Sehingga mayoritas mata pencaharian masyarakat Kecamatan Jiken sebagai petani. Adapun komoditas pertanian di Kecamatan Jiken adalah padi, jagung, ketela pohon, kacang tanah, dan kacang hijau. Berikut adalah rata – rata produksi di Kecamatan Jiken :

Luas Panen dan Produksi Sektor Perekonomian Kecamatan Jiken Tahun 2009
Komoditas
Luas Panen/Ha
Produksi Ton
Rata-Rata Produksi (Kw/Ha)
Padi Sawah
2056
11748
57,14
Padi Ladang
3
12
40
Ketela Pohon
14
172
122,86
Kacang Tanah
9
8
8,89
Kacang Hijau
11
10
9,09
                                       Sumber: Kecamatan Dalam Angka 2009

            Selain sektor pertanian, pertumbuhan ekonomi di Kecamatan Jiken juga didukung oleh industri. Industri yang berkembang di Kecamatan Jiken terdiri dari 3 seksi, yaitu seksi IHH yang terdiri dari industri kerajinan yang berbahan baku kayu, kemudian seksi Ilmea yang terdiri dari kerajinan pandai besi lalu seksi agro yang terdiri dari industri makanan dan minuman.

Jenis dan Jumlah Industri di Kecamatan Jiken
No
Jenis Industri
Jumlah Industri
Jumlah Tenaga Kerja (orang)
I
Seksi Agro
22
51
1
Tempe
3
10
2
Tahu
5
11
3
Kerupuk Rambak
4
14
4
Ceriping Ketela
1
1
5
Ceriping Pisang
9
12
6
Minuman Ringan
1
1
7
Tape Ketela
3
6
8
Marning Jagung
1
1
9
Tape Ketela
II
Seksi IHH
1
Furniture dari Kayu
22
39
2
Ukir Tunggak
14
35
3
Kerajinan Bambu
3
6
4
Meubel Kayu
11
30
IV
Seksi Ilmea
1
Pande Besi
3
9
2
Bengkel Sepeda Motor
11
21
3
Bengkel Sepeda dan Tambal Ban
4
Konveksi
5
6
5
Bengkel Las
1
3
6
Kemasan
1
1
sumber : Data Disperindagkop, 2008

Jenis Industri Dirinci Perdesa
Desa
Jumlah
Industri Kayu
industri makanan dan minuman
Kerajinan akar jati
kerajinan anyaman bambu
bengkel las
Konveksi
Bengkel motor
industri kemasan
industri lainnya
Nglobo
6
2
0
0
0
0
0
0
0
Cabak
4
3
7
0
0
0
2
0
0
Nglebur
8
9
5
0
0
0
3
0
0
Janjang
0
5
0
3
0
0
0
0
0
Bleboh
8
8
1
0
3
4
3
0
0
Ketringan
5
4
0
0
0
0
0
0
6
Singonegoro
5
3
0
0
0
0
0
0
0
Jiken
10
8
0
0
0
0
1
0
0
Genjahan
9
5
0
0
0
1
1
0
0
Jiworejo
6
5
0
0
1
0
1
1
0
Bangowan
3
3
0
0
0
0
0
0
0
sumber : Data Disperindagkop, 2008

Industri yang memiliki jumlah terbanyak adalah industri  kayu yang ada di Kecamatan Jiken. Keberadaan Industri di Kecamatan Jiken, membuktikan bahwa kegiatan industri kayu berkembang, walaupun tidak padat. Sektor industri lain yang mendominasi adalah industri makanan dan minuman. Industri makanan dan minuman yang berkembang di desa – desa di Kecamatan Jiken biasanya dipelopori oleh kelompok tani, PKK dan LMDH.
Jiken juga memiliki potensi minyak yang tersebar di Desa Bangowan, Nglobo dan Janjang. Dimulai dengan Desa Nglobo. Desa Nglobo merupakan salah satu desa yang memiliki potensi paling besar di Kecamatan Jiken. Potensi tersebut adalah adanya sumber minyak, yang telah dikelola oleh pihak pertamina. Sehingga menjadikan Desa Nglobo sebagai salah satu ring pertamina (daerah yang sumber minyaknya diolah oleh pertamina). Semenjak menjadi ring pertamina Desa Nglobo memiliki nama lain yaitu Distrik II Pertamina.
Berdasarkan hasil wawancara, didapat suatu fakta jika semenjak adanya pertamina di Desa Nglobo ternyata tidak ada hal yang namanya kompensasi atau bagi hasil antara pihak pertamina dengan Desa Nglobo. Ibarat kata Desa Nglobo dengan pihak pertamina terdapat suatu tembok besar sebagai pembatas bahwa kawasan Distrik II Nglobo adalah milik pertamina dan pertamina tidak berhak diganggu Desa Nglobo. Hal ini menjadi suatu ironi, mengingat Desa Nglobo merupakan penghasil minyak bumi di Kabupaten Blora.
Selain tidak adanya bagi hasil, pihak pertamina juga tidak memiliki inisiatif sendiri guna pembangunan infrastruktur bagi Desa Nglobo sehingga membuat warga desa Nglobo mengajukan protes untuk pembangunan desa mereka. Setelah dilakukannya protes ini barulah dilaksanakan pembangunan infrastruktur pada desa Nglobo. Pertamina juga hanya menyerap tenaga kerja buruh tambang dari warga desa Nglobo dan terkadang jasa buruh tersebut tidak dibayar.
Sumber minyak lain yang ada di Kecamatan Jiken terletak di Desa Bangowan, tepatnya di sumur minyak banyubang. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, sumber minyak yang ada di Desa Bangowan merupakan sumur tua peninggalan jaman penjajahan Belanda. Terdapat 24 sampai 26 titik sumur tua yang ada di Desa Bangowan. Namun yang beroperasi secara penuh baru 2 titik sumur dan 1 titik sumur masih dalam tahap menuju pengoperasian secara penuh. Pengolahan sumu minyak di Desa Bangowan berbeda dengan di Desa Nglobo. Desa Nglobo pengolahannya dilakukan oleh pihak pertamina. Namun untuk Desa Nglobo, pengolahan sumur minyak dilakukan oleh investor yaitu PT. Witsun Indonesia Perkasa.  Perusahaan ini bergerak khusus di bidang perminyakan secara swasta, berpusat di Jakarta.
         Sistem pengolahan minyak di Desa Bangowan adalah semi tradisional. Semitradisional adalah suatu sistem yang masih menggunakan timba manual, namun ditarik oleh tenaga mesin ( truk). Pelaksanaan pengambilan minyak di Desa Bangowan merupakan kerjasama dengan KUD Kecamatan Jiken. Kedudukan KUD Kecamatan Jiken merupakan pihak yang memberikan ijin bagi PT. Witsun Indonesia Perkasa guna mengeksploitasi dan mengeksplorasi sumur minyak di Desa Bangowan. PT. Witsun Indonesia Perkasa kemudian memberikan kompensasi ke KUD Jiken sesuai dengan kesepakatan yang mereka buat. Hasil minyak yang dipompa oleh PT. Witsun Indonesia Perkasa disetor ke pihak pertamina secara gratis. Pihak pertamina hanya mengganti ongkos angkat dan angkut minyak. Angkat artinya mengangkat minyak dari dalam bumi, angkut artinya mengangkut minyak dari Desa Bangowan ke pertamina.
Terlihat jelas bahwa sistem pengolahan minyak di Desa Nglobo dan Bangowan berbeda. Menurut Bapak Teguh selaku Manajer KUD Kecamatan Jiken, mengatakan bahwa pengolahan minyak di Desa Bangowan memberikan dampak yang lebih baik daripada di Desa Nglobo. Sebab ada kompensasi dana dari PT. Witsun Indonesia Perkasa untuk Kecamatan Jiken dan Desa Bangowan, meskipun tidak mencapai milyaran.

Karakteristik Infrastruktur dan Fasilitas
a.    Kondisi Infrastruktur
1.     Jalan
Kondisi infrastruktur di Kecamatan Jiken banyak yang mengalami kerusakan terutama pada jalan yang menghubungkan  antar dukuh di desa – desa. Hirarki jalan di Kecamatan Jiken berdasarkan kelasnya terbagi menjadi jalan provinsi, jalan kabupaten dan jalan lokal. Mayoritas kondisi jalan yang terdapat di Kecamatan Jiken dalam kondisi rusak ringan dengan persentase 76,6%. Penjabaran kondisi jalan di Kecamatan Jiken akan dicantumkan ke dalam tabel dibawah ini :

Kondisi Jalan Kecamatan Jiken
Kondisi Jalan
Tahun 2011
Persentase
Jalan Baik
4 Km
1,6 %
Jalan Sedang
50 Km
18,2 %
Jalan Rusak Ringan
210 Km
76,6 %
Jala Rusak Berat
10 Km
3,6 %
Sumber : PSIDP Kab.Blora Tahun 2011

Kondisi jalan di Kecamatan Jiken cukup memprihatinkan. Kondisi jalan yang cukup baik hanyalah pada ruas Jalan Raya Blora – Cepu, itupun dengan keadaan jalan yang sedikit berlubang, serta jalan lokal yang menghubungkan kelurahan dengan jalan raya tersebut. Selebihnya untuk jalan yang lebih dalam mayoritas kondisinya rusak parah. Hal ini selain karena banyaknya kendaraan yang lewat berupa truck pengangkut kayu dan minyak, juga karena tidak cairnya dana dari kabupaten, sehingga dalam memperbaiki infrastrukturnya masyarakat bekerjasama dengan LMDH bahu membahu dalam mencari dana.
Kondisi jalan ini dapat memberikan pengaruh terhadap tingkat aksesbilitas di Kecamatan Jiken. Salah satu pengaruh ini adalah ini jarak tempuh akan lebih lama apabila kondisi jalan dalam keadaan rusak, sedangkan jarak tempuh akan lebih cepat apabila kondisi jalan dalam keadaan baik. Pergerakan aktivitas ini juga akan semakin lama sehingga tingkat aksesbilitas juga akan mengalami kendala. Dalam perekonomian kondisi jalan yang rusak mampu mempengaruhi tingkat laju pertumbuhan perekonomian di Kecamatan Jiken karena laju pergerakan jual beli juga akan memakan jarak tempuh yang lebih lama.
2.   Jaringan Listrik dan Telepon
Jaringan listrik yang tersedia di Kecamatan Jiken sudah dapat memenuhi kebutuhan listrik masyarakat secara keseluruhan. Kecamatan Jiken pada umumnya telah memanfaatkan jasa tenaga listrik yang disediakan oleh PLN. K
Sedangkan untuk jaringan telekomunikasi tidak digunakan secara maksimal oleh masyarakat. Masyarakat lebih memilih menggunakan telepon genggam karena dinilai lebih efektif. Oleh karena itu ketersediaan jaringan telekomunikasi rata – rata sudah ditiadakan. (Sumber : Kepala Desa Ketringan)
3. `  Sampah
Sistem persampahan di Kecamatan Jiken masih menggunakan sistem tradisional berupa menggali lubang tanah disekitar pekarangan rumah yang berfungsi sebagai tempat menimbun sampah atau membakar sampah. Menurut hasil wawancara oleh salah satu warga di Desa Ketringan “pembakaran sampah biasanya dilakukan dua hari sekali atau lebih, tergantung dari volume sampah yang dihasilkan”.
Sistem persampahan ini dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi masyarakat. Dampak positif dapat dilihat dari jenis sampah yang dihasilkan, apabila jenis sampah tersebut tergolong kedalam sampah organik maka masyarakat dapat memanfaatkannya sebagai pupuk kompos, sedangkan untuk jenis sampah anorganik masyarakat dapat menjual atau menjadikannya sebagai kerajinan tangan. Dampak negatif yang diperoleh berasal dari asap pembakaran sampah yang dapat memberikan efek polusi. 
4.    Jaringan Air Bersih
Jalinan kerjasama yang dilakukan Kecamatan Jiken dengan Mobile Cepu Limited (MCL) mengakibatkan jaringan air bersih rata – rata dalam keadaan baik dan memadai. Melalui bantuan dana dari pihak asing tersebut, masyarakat dapat membangun sumur artesis dan fasilitas penunjang kebutuhan air bersih di Dusun Watulumbung dengan kedalaman sumur mencapai 132 meter karena pada saat musim kemarau panjang Kecamatan Jiken dilanda kekeringan. Pemerintah juga telah mengadakan PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) dengan bantuan dan sosialisasi dari pemerintah untuk masalah penyediaan air minum masyarakat.
Selain berasal dari PAMSIMAS, masyarakat Kecamatan Jiken juga menggunakan air bersih yang berasal dari sumur pompa, sumur gali, dan mata air. Ketersediaan  air bersih ini sudah dapat mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat secara maksimal yang dapat digunakan sehari – hari. Masyarakat tidak menggunakan air bersih dari PDAM karena saluran air PDAM belum tersedia di wilayah ini. Bantuan air bersih tersedia saat musim kemarau tiba. Menurut hasil wawancara dari Kepala Desa Singonegoro “pada musim kemarau ini masyarakat mendapat bantuan air bersih sebesar 20.000 liter air setiap harinya dari pihak pemerintah ke setiap kelurahan yang ada di Kecamatan Jiken”
5.     Drainase dan Sanitasi
Sistem drainase di Kecamatan Jiken mempunyai sistem yang berbeda. Perbedaan ini berada di sistem drainase sepanjang Jl. Raya Blora Cepu dan sistem drainase yang berada di kawasan pedesaan. Untuk sistem drainase di sepanjang Jl. Raya Blora Cepu menggunakan sistem drainase terbuka yang berfungsi untuk menampung aliran air hujan, sedangkan untuk sistem drainase yang berada di kawasan pedesaan masih menggunakan sistem alami, dengan sistem ini aliran air dari air hujan maupun dari air keluaran rumah tangga mengalir kesekitar jalan. Kondisi ini sangat menggangu kebersihan dan dapat merusak lingkungan yang ada. Keadaan sanitasi di Kecamatan Jiken hanyalah berupa septic tank yang ada di tiap rumah. Untuk pembuangan limbah rumah tangga, maka hanya dibiarkan mengalir di tanah karena  belum dibangunnya saluran yang khusus untuk membuang limbah rumah tangga ke sungai.

Sarana dan Prasarana
1.     Pendidikan
Sarana pendidikan yang tersedia di Kecamatan Jiken hanya tersedia dari tingkat TK, SD, SMP dan Madrasah Diniyah. Ketersediaan sarana pendidikan di Kecamatan Jiken kurang memadai, hal ini dapat dilihat berdasarkan jumlah unit yang tersebar di setiap kelurahan berdasarkan dari unit masing – masing. Untuk tingkat TK hanya Desa Bangowan yang belum tersedia, untuk tingkat SD penyediaan sudah ada di setiap kelurahannya, untuk tingkat SMP penyediaan masih sangat minim dan belum dapat mencakup di setiap kelurahan, untuk madrasah diniyah hanya tersedia di dua kelurahan yaitu Kelurahan Ketringan dan Kelurahan Jiworejo. Penyediaan sarana pendidikan unit SMA dan sederajat di Kecamatan Jiken belum tersedia sama sekali, hal ini menjadikan siswa – siswi harus bersekolah di Kecamatan lainnya seperti di Kecamatan Jepon yang sudah tersedia sarana pendidikan unit SMA dan sederajat.  Berikut tabel jumlah sarana pendidikan di Kecamatan Jiken :

Jumlah Sarana Pendidikan di Kecamatan Jiken
Kelurahan
TK
SD
SMP
Madrasah Diniyah
Nglobo
2
2
0
0
Cabak
1
2
0
0
Nglebur
2
5
1
0
Janjang
1
1
0
0
Bleboh
1
5
1
0
Ketringan
1
4
0
1
Singonegoro
1
2
0
0
Jiken
2
6
2
0
Genjahan
1
2
0
0
Jiworejo
1
1
2
1
Bangowan
0
2
0
0
Jumlah
13
32
6
2

Sumber: Kecamatan Dalam Angka 2009


2.     Kesehatan
Sarana kesehatan yang tersedia puskesmas, puskesmas pembantu, dan posyandu yang menjadi pusat pelayanan kesehatan di Kecamatan Jiken. Ketersediaan ini sangat kurang memadai.Sarana kesehatan rumah sakit belum tersedia di Kecamatan Jiken, ketersediaan rumah sakit  hanya berada di Kota Blora. Berikut tabel jumlah sarana kesehatan di Kecamatan Jiken :

Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan Jiken
Kelurahan
Puskesmas
Puskesmas Pembantu
Posyandu
Nglobo
0
1
1
Cabak
0
1
1
Nglebur
0
1
1
Janjang
0
1
1
Bleboh
0
1
1
Ketringan
0
1
1
Singonegoro
0
1
1
Jiken
1
1
0
Genjahan
0
0
1
Jiworejo
0
0
1
Bangowan
0
0
1

Sumber: Kecamatan Dalam Angka 2009

Berdasarkan jumlah sarana kesehatan yang tersedia sarana kesehatan yang menjadi pusat pelayanan masyarakat adalah puskesmas pembantu dan posyandu. Untuk melihat pelayanan – palayanan kesehatan yang tersedia di Kecamatan Jiken akan disajikan dalam tabel peringkat desa berdasarkan sarana kesehatan dibawah ini :

Peringkat Desa Berdasarkan Sarana Kesehatan Puskesmas
Kelurahan
Jumlah Penduduk
Puskesmas
Cakupan
( jiwa / unit )
Nglobo
2137
0
-
Cabak
2137
0
-
Nglebur
5058
0
-
Janjang
2479
0
-
Bleboh
5084
0
-
Ketringan
5319
0
-
Singonegoro
2238
0
-
Jiken
7924
1
7924
Genjahan
2197
0
-
Jiworejo
1321
0
-
Bangowan
1475
0
-
             Sumber: Kecamatan Dalam Angka 2009

Puskesmas pusat hanya berada di Kecamatan Jiken yang melayani pelayanan kesehatan dalam lingkup lebih luas. Pelayanan kesehatan dari puskesmas ini dapat melayani dari wilayah sekitar di Kecamatan Jiken. Kegiatan pelayanan kesehatan yang masih rutin di lakukan di Kecamatan Jiken salah satunya adalah posyandu yang dilaksanakan pada tanggal 15 di setiap bulannya.

3.     Peribadatan
Sarana peribadatan yang tersedia di Kecamatan Jiken adalah masjid, musholla, gereja Kristen dan gereja katolik. Sarana ini sudah dapat melayani masyarakat secara keseluruhan. Berikut tabel jumlah sarana peribadatan di kecamatan Jiken tahun 2010 :

Jumlah Sarana Peribadatan di Kecamatan Jiken Tahun 2010
Kelurahan
Masjid
Musholla
Gereja Kristen
Gereja Katolik
Nglobo
3
3
0
1
Cabak
1
8
0
0
Nglebur
1
17
1
0
Janjang
2
5
0
0
Bleboh
4
18
0
0
Ketringan
4
11
0
0
Singonegoro
1
5
0
0
Jiken
2
25
1
0
Genjahan
1
8
0
0
Jiworejo
3
6
0
0
Bangowan
1
3
0
0
Jumlah
23
109
2
1


Sumber: Kecamatan Dalam Angka 2009

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa jumlah sarana peribadatan terbanyak yaitu musholla dengan jumlah 109 unit. Hal ini dikarenakan masyarakat di kecamatan Jiken mayoritas menganut agama islam, sedangkan sarana peribadatan paling sedikit yaitu gereja katholik. Gereja Katholik ini hanya terletak di Desa Nglobo.

4.    Lapangan Olahraga
Lapangan olahraga yang tersedia di Kecamatan Jiken berupa lapangan sepakbola, lapangan voli, lapangan bulutangkis, serta lapangan tenis yang tersebar di seluruh desa di Kecamatan Jiken kecuali untuk lapangan tenis yang hanya terdapat di Desa Nglobo. Sarana ini sudah dapat melayani kebutuhan olaharaga masyarakat Kecamatan Jiken  secara keseluruhan. Lapangan olahraga yang paling banyak di Kecamatan Jiken yaitu lapangan voli dan yang paling sedikit yaitu lapangan tenis.  Berikut tabel jumlah lapangan olahraga di Kecamatan Jiken:

Kondisi/Profil Aspek Lain
Karakteristik Kelembagaan Masyarakat
Kecamatan Jiken memiliki lembaga masyarakat formal seperti LMDH, KUD, PKK, Kelompok Tani dan Kelompok Wanita Tani. Sedangkan lembaga non-formal yang ada di Kecamatan Jiken dan desa – desa di dalamnya adalah Kelompok Majelis Ta’lim  yang berjalan di setiap Desa di Kecamatan Jiken.
a.      LMDH
Lembaga adalah wadah dimana sekumpulan orang berinisiatif untuk memenuhi kebutuhan bersama, dan yang berfungsi mengatur akan kebutuhan bersama tersebut dengan nilai dan aturan bersama. Lembaga Masyarakat Desa Hutan (selanjutnya disingkat LMDH) adalah satu lembaga yang dibentuk oleh masyarakat desa yang berada didalam atau disekitar hutan untuk mengatur dan memenuhi kebutuhannya melalui interaksi terhadap hutan dalam konteks sosial, ekonomi, politik dan budaya. Lembaga ini merupakan lembaga yang menggunakan langkah partisipatif dalam proses pendekatan ke masyarakat desa hutannya. Seperti yang telah diketahui sebelumnya, bahwa Kecamatan Jiken memiliki luas hutan terbesar ketiga se-Kabupaten Blora, untuk itulah LMDH merupakan lembaga yang dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten Blora sebagai lembaga yang berfungsi membantu perhutani untuk menjaga keamanan dan mengawasi hutan jati. Pada sebelas Desa di Kecamatan Jiken ini, LMDH merupakan lembaga yang cukup membantu dalam hal pembangunan infrastruktur Desa. Berikut ini merupakan peran LMDH pada beberapa Desa di Kecamatan Jiken berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan :
1.     Desa Jiken
Sektor unggulan Kelurahan Jiken berada di sektor pertanian dan hutan jati. Hutan Jati yang ada di Kecamatan Jiken dikelola oleh LMDH dan perhutani. LMDH di Kecamatan ini melaksanakan fungsinya dalam mengawasi hutan dan menjaga kemanan hutan jati untuk menghindari besarnya angka penebangan liar dan pencurian kayu jati. LMDH juga membantu mengelola hasil produksi hutan jati yang ada di Desa Jiken ini dan sebagai timbal baliknya, LMDH mengadakan sistem sharing atau bagi hasil antara LMDH dengan pemerintah desa. Sistem sharing  atau bagi hasil ini dilakukan dengan membagi keuntungan dari hasil produksi hutan sebesar 20% yang selanjutnya digunakan untuk biaya operasional LMDH dan pembangunan infrastruktur di Desa Jiken seperti seperti jalan, Masjid, dan Jembatan. Selain dari sharing manfaat yang dirasakan penduduk Desa Jiken adalah diberikannya limbah jati yang berupa akar jati secara gratis dan dapat diambil oleh penduduk untuk diolah menjadi mebel dan ukiran, yang kemudian dijual sebagai tambahan pendapatan penduduk selain dari hasil pertanian.
2.    Desa Cabak
Lembaga yang mengelola hutan jati yang ada di Desa Cabak adalah Perhutani dan LMDH. Di mana sistem sharing untuk hasil produksi hutan adalah sebesar 22% (10% untuk desa, 12% untuk LMDH). Penggunaan dari pembagian hasil hutan tersebut dirembug oleh para petinggi kelurahan sehingga nantinya hasil pembagian tersebut dapat dinikmati oleh penduduk Kelurahan Cabak. Hasil kayu digunakan untuk pembangunan fisik. Baru – baru ini hasil sharing dari hasil produksi hutan digunakan untuk pembuatan PAUD yang terletak di sebelah kantor Kepala Desa. LMDH di Kelurahan Cabak berdiri sejak tahun 2002. Untuk pemotongan dan penjualan kayu dilakukan oleh Perhutani dengan merekrut penduduk Kelurahan Cabak. Akar dari pohon jati yang ditebang diambil oleh penduduk untuk dijual kepada pembuat kerajinan dari akar kayu jati. Dalam pemrosesan perizinan pengambilan akar kayu jati tersebut bisa izin ataupun tidak mengikuti keadaan yang ada.
3.    Desa Nglobo
LMDH yang bekerja sama dengan Desa Nglobo ini membantu dalam hal keamanan dan sharing atau bagi hasil penjulan produksi hutan jati yang dimiliki oleh desa Nglobo. 20% dari hasil penjualan tersebut diberikan ke desa untuk membantu pembangunan desa tersebut.
4.    Desa Bangowan
Sama halnya dengan Desa Nglobo, hutan yang ada di Desa Bangowan ini dikelola oleh LMDH dan sharing yang ditawarkan adalah sebesar 20% yang kemudian digunakan untuk biaya operasional LMDH dan Desa Bangowan untuk membangun infrastruktur jalan di Desanya.
b.      KUD (Koperasi Unit Desa)
Koperasi Unit Desa adalah suatu Koperasi serba usaha yang beranggotakan penduduk desa dan berlokasi didaerah pedesaan, daerah kerjanya biasanya mencangkup satu wilayah kecamatan. Pembentukan KUD ini merupakan penyatuan dari beberapa Koperasi pertanian yang kecil dan banyak jumlahnya dipedesaan. Selain itu KUD memang secara resmi didorong perkembangannya oleh pemerintah. Menurut instruksi presiden Republik Indonesia No 4 Tahun 1984 Pasal 1 Ayat (2) disebutkan bahwa pengembangan KUD diarahkan agar KUD dapat menjadi pusat layanan kegiatan perekonomian didaerah pedesaan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional dan dibina serta dikembangkan secara terpadu melalui program lintas sektoral. Di Kecamatan Jiken sendiri KUD yang ada disana pada awalnya hanya sebagai distributor pupuk bagi petani di Kecamatan Jiken. Kemudian seiring dengan berjalannya waktu dan proses pembinaan dan manageman yang baik, kemudian koperasi ini tumbuh menjadi besar sehingga KUD ini bukan lagi menjadi distributor melainkan penyuplai langsung kepada petani. Selain berfungsi sebagai Koperasi yang mengurusi kegiatan pertanian, KUD ini juga menglola sumberdaya minyak yang ada di kecamatan jiken. Dalam praktiknya, KUD dalam pengelolaan sumberdaya minyak berperan sebagai pihak ke dua. KUD tersebut merupakan kepanjangan tangan dari PT PERTAMINA sebagai otoritas pengelolaan sumberdaya minyak di seluruh Kabupaten Blora, termasuk didalamnya Kecamatan Jiken. Kemudian, untuk mengeksplorasi sumber minyak tersebut KUD menggandeng investor sebagai pihak ke tiga.
Investor yang digandeng oleh KUD adalah PT WITSUN INDONESIA PERKASA. Investor ini berperan sebagai penyuntik dana sekaligus menyediakan ahli teknis dalam menambang sumber minyak yang ada di Kelurahan Bangowan. Sebagai timbal baliknya, PT WITSUN INDONESIA PERKASA mendapat ongkos angkat dan angkut. Ongkos angkat dan angkut tersebut dibayar 1000-1500 per liter. Ongkos angkat dan angkut tersebut dibayar oleh PERTAMINA. Kemudian dari ongkos tersebut dibagi dua yaitu untuk pihak KUD dan PT WITSUN IP. Sumber minyak yang berada di Kelurahan Bangowan ini dapat memproduksi minyak per hari yaitu sebanyak 8.000 liter, yang dihasilkan dari dua sumur tua. Dalam proses penambangan, para pekerja penambangnya mayoritas adalah penduduk Kelurahan Bangowan. Mereka mendapat upah per minggu sebanyak 210 ribu untuk pegawai kasar.
c.     PKK
Organisasi yang ada di Kelurahan Ketringan hanya berjumlah dua yaitu PKK. PKK ini beranggotakan ibu – ibu rumah tangga yang berjumlah ± 100 jiwa. Kegiatan PKK dilakukan setiap tanggal 15 atau dipertengahan bulan. kegiatan yang dilakukan dalam oganisasi ini antara lain membahas rencana produk kreatifitas dari cabai yang akan dibuat sebagai bubuk pedas, pelatihan kreatifitas ini berasal dari LMDH yang diadakan 1 bulan 2 kali sampai anggota PKK benar – benar memahami cara pengolahan dan cara penjualan.
d.     Kelompok Tani
Di Kecamatan Jiken terdapat 53 Kelompok Tani yang tersebar di masing – masing Desa di Kecamatan Jiken. Kelompok tani tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para petani dan meningkatkan hasil pertanian di Kecamatan Jiken. Berikut ini merupakan data Kelompok Tani di Kecamatan Jiken :

Data Kelompok Tani Kecamatan Jiken
No.
Desa
Kelompok
Tani
1
Bangoan
Sidodadi I
Sidodadi II
Timbul Mulyo
Sumber Rejeki
2
Nglebur
Sumber Rejeki I
Sumber Rejeki II
Guwo Makmur
Sido Makmur
3
Bleboh
Sido Dadi Makmur
Suko Martani
Sido Rukun
Sri Rejeki
Sido Mulyo
Sido Cukup
4
Genjahan
Suka Maju I
Suka Maju II
Jati Indah
Sumber Makmur
5
Jiworejo
Tani Makmur
Sumber Makmur
Pakarti Tani
Gemah Ripah
6
Singonegoro
Mekar Sari
Karya Tani
Suko Maryo
Nusantara
7
Janjang
Rukun Tani
Tani Jaya
Janjang Subur
8
Jiken
Mustika Jaya I
Mustika Jaya II
Ngudi Subur
Mekar Sari
Tani Bersemi
Tani Makmur
Ngudi Rahayu
Tani Jaya
Cempaka Sari
9
Ketringan
Sehat Barokah I
Sehat Barokah II
Sehat Barokah III
Barokah
Sido Mulyo
Sri Rejeki
Gempol Makmur
Ngapus
Suko Makmur
10
Cabak
Sido Dadi I
Sido Dadi II
Sido Dadi III
11
Nglobo
Sumber Tani
Sumber Rejeki
Ngudi Makmur
Jumlah
53

e.      Kelompok Wanita Tani
Kelompok Wanita Tani yang ada di Kecamatan Jiken kelompok ini dibentuk sudah sejak tahun 2000 dengan jumlah anggota 30 orang dengan anggota dan pengurus seluruhnya adalah perempuan. Kelompok tani ini didirikan sebagai wadah untuk membantu para petani mengembangkan pertaniannya, mulai dari proses pembibitan hingga panen. Kelompok wanita tani ini diprakarsai oleh pemerintah sebagai wujud kepeduliannya terhadap pertanian. Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tani sendiri selain pertanian, mereka juga ikut dalam even-even perlombaan seperti pameran hasil produksi khas wilayahnya dan seminar untuk menambah wawasan dibidang pertanian. Kelompok Wanita Tani yang saat ini masih aktif saat ini ada di Desa Nglebur.

Karakteristik Kultur dan Kondisi Sosial
A. Aspek Kultur
“Kecamatan Jiken merupakan Kecamatan di Blora yang masih mempertahankan kearifan dan budaya lokalnya di tengah terjangan arus modernisasi saat ini”
Seperti yang telah dijabarkan oleh Bapak Sunanto selaku Camat Kecamatan Jiken bahwa Jiken merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Blora yang masih mempertahankan budaya lokalnya dan melestarikannya dengan mewarisinya ke generasi – generasi berikutnya. Salah satu budaya yang masih kental dilaksanakan di sebelas desa di Kecamatan Jiken adalah Tradisi Sedekah Bumi. Tradisi sedekah bumi ini rutin dilaksanakan pada masa panen padi setiap tahunnya. Tradisi ini dilakukan sebagai wujud syukur kepada yang maha kuasa atas hasil panen yang didapatkan pada tahun tersebut. Tradisi sedekah bumi yang dilaksanakan di Kecamatan Jiken biasanya diwali dengan berkumpulnya warga di loaksi tertentu di Desanya masing – masing, Jiworejo contohnya, tradisi sedekah bumi di Desa ini dilaksanakan di bawah pohon beringin besar yang memiliki ruang cukup besar untuk menampung warga yang ikut dalam prosesi sedekah bumi. Setelah seluruh warga berkumpul, tradisi sedekah bumi dimulai dengan memanjatkan doa kepada Yang Maha Kuasa atas hasil panen yang didapatkan, setelah itu prosesi dilanjutkan dengan membangikan nasi beserta lauk-pauk, buah – buahan, dan kue yang dibungkus dengan daun jati kepada warga dan kemudian acara dilanjutkan pada malam hari dengan pertunjukkan tari tayub dan barongan.
Menurut masyarakat Kecamatan Jiken, tradisi sedekah bumi yang paling kental adalah di Desa Janjang, kawasan yang sebagian besar lahannya terdiri dari sawah tadah hujan yang hanya mampu ditanami padi dua kali setahun ini membuat warga Desa Janjang sangat menghargai tanaman pangan, terutama padi. Penghargaan itu diwujudkan dengan tindakan paling sederhana yaitu tidak menyisakan nasi sedikitpun setiap kali makan. Jika tersisa sekalipun dijadikan makanan ayam. Tradisi sedekah bumi di Desa ini juga dilaksanakan setelah masa panen, biasanya setiap Malam Jum’at pon di bulan Sapar (bulan jawa). Warga desa menyebut tradisi yang dilaksanakan sebagai ungkapan syukur atas pemberian Sang Maha Hidup itu sebagai Manganan Janjang.
Rangkaian Manganan Janjang dimulai pada malam acara sedekah bumi dengan menampilkan wayang krucil di rumah kepala desa dengan lakon Mbedah Nagari Makadam Lakon itu berkisah tentang pertentangan antara pemeluk agama Nasrani dan Islam yang berakhir dengan perdamaian. Ungkapan syukur tidak hanya dengan memberi sedekah, melainkan juga memelihara kedamaian antarsesama manusia yang berbeda latar belakang. Pada acara sedekah bumi dari pagi hingga sore, rangkaian Manganan Janjang memasuki tahap hajatan yang di gelar di halaman makam Jati Kusuma. Warga dan pengunjung membawa nasi urap, tumpeng bucu, dan ayam panggang untuk dijadikan satu dalam sebuah tempat.
Pada saat itu, pergelaran wayang krucil kembali dilanjutkan. Pertunjukan itu dipadukan dengan kupat luwar, melepas ikatan ketupat berisi beras kuning dan uang receh dalam satu kali tarikan. Terurainya ketupat merupakan symbol terlepasnya seseorang dari masalah. Seusai pertunjukan, nasi urap yang semula dijadikan satu dibagikan kembali kepada warga dan pengunjung dengan dibungkus daun jati. Warga Desa janjang membagi-bagikan nasi dan urap itu dalam tampah untuk dimakan bersama-sama. Warga dan pengunjung juga memperoleh pembagian air dari gentong atau guci peninggalan leluhur desa. Nasi, daun jati, dan air merupakan pemberian Sang Pencipta. Ketiganya dipercaya menjadi pertanda kehidupan di tahun berikutnya. Jika nasi yang diberikan kurang, menandakan paceklik panjang. Jika daun jati pembungkus kurang, pertanda panen tembakau gagal. Begitu pula jika air yang diberikan tidak mencukupi, berarti musim kemarau akan berlangsung lama.
Menurut adat istiadat dalam tradisi atau budaya ini, di antara makanan yang menjadi makanan pokok yang harus ada dalam tradisi ritual sedekah bumi adalah nasi tumpeng dan ayam panggang. Sedangkan yang lainnya seperti minuman, buah-buahan dan lauk-pauk hanya bersifat tambahan saja, tidak menjadi perioritas yang utama. Dan pada acara akhir, nantinya para petani biasanya menyisakan nasi, kepala dan ceker ayam, ketiganya dibungkus dan diletakkan di sudut-sudut petak sawahnya masing-masing. Dalam puncaknya acara ritual sedekah bumi diakhiri dengan pertunjukan Barongan, Wayang (wayang kulit atau wayang krucil) atau Tayub yang merupakan ciri khas kesenian Blora dan kemudian melantunkan doa bersama-sama oleh masyarakat setempet dengan dipimpin oleh pemuka agama setempat atau sesepuh kampung yang sudah  sering dan terbiasa memimpin jalannya ritual tersebut.
Tradisi sedekah bumi yang dilaksanakan di Desa Janjang ini biasanya diikuti juga oleh 2 Desa disekitarnya, yaitu Desa Bleboh dan Nglebur. Warga dari kedua desa ini berbondong – bondong ke Desa Janjang untuk mengikuti ritual sedekah bumi, karena alasan inilah yang membuat tradisi sedekah bumi di Desa Janjang dikenal sebagai perayaan terbesar di Kecamatan Jiken. Tradisi sedekah bumi ini juga berlangsung di Desa lainnya di Kecamatan Jiken, rata – rata setiap prosesinya sama, hanya waktu pelaksanaan dan jenis hiburannya saja yang berbeda – beda, ada yang hanya menampilkan pertunjukan tayub, ada yang menampilkan barongan dan ada juga yang menampilkan pertunjukkan wayang krucil yang menjadi ikon Kecamatan Jiken serta ada juga yang menampilkan ketoprak.

B.    Aspek Sosial
Hubungan sosial merupakan salah satu kunci kesuksesan akan keberhasilan membangun suatu wilayah. Secara keseluruhan hubungan antara penduduk satu dengan lainnya di Kecamatan Jiken cukup akrab. Hal ini ditandai dengan seringnya diadakan pertemuan antar warga baik dalam rangka pertemuan yang formal (misalnya : pertemuan antar kepala Desa dengan ketua RT dan Ketua RW) maupun non formal yang mana dalam pertemuannya membahas mengenai jalan keluar dari berbagai permasalahan yang ada. Pertemuan ini dilaksanakan di hampir seluruh Desa di Kecamatan Jiken, biasanya dilaksanakan setiap bulan. Di Desa Bangowan, pertemuan warga ini pernah dilakukan untuk membahas tentang warga yang akan didaftarkan atau direkomendasikan untuk menjadi tenaga kerja di sumur minyak Banyubang yang dikelola oleh PT. Witsun Indonesia.
Selain pertemuan warga, hubungan warga di desa – desa Kecamatan Jiken ini juga diwujudkan dengan kegiatan gotong royong warga dalam hal membersihkan lingkungan sekitar tempat tinggal mereka maupun dalam hal pembangunan Desa. Salah satu desa yang melaksanakan pembangunan secara bersama – sama adalah Desa Singonegoro. Desa Singonegoro membangun drainase di Desa Singonegoro yang didanai oleh PNPM. Pembangunan drainase ini dilaksanakan sejak awal bulan mei. Warga yang mayoritas terdiri dari bapak – bapak ini berbondong – bondong melakukan pembangunan drainase setiap harinya dimulai pada pukul 08.00 pagi hingga pukul 15.00 sore.
Selain kegiatan pertemuan warga dan gotong royong, di sebelas desa di Kecamatan Jiken yang mayoritas penduduknya beragama islam juga terdapat kegiatan majelis ta’lim yang dilakukan oleh kelompok majelis ta’lim yang ada di setiap desanya. Selain itu, kegiatan ibu- ibu PKK juga berlangsung di di hampir seluruh Desa di Kecamatan Jiken, contoh Desa yang aktif melaksanakan kegiatan PKK adalah Desa Singonegoro, kegiatan PKK ini dilaksanakan setiap tanggal 15 setiap bulannya. Kegiatan yang biasanya berlangsung adalah penyuluhan mengenai keterampilan menjahit bagi wanita – wanita di Desa Singonegoro. Tindakan penyuluhan ini kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan pelatihan menjahit agar keterampilan warga dapat ditingkatkan.
Mayoritas penduduk Desa di Kecamatan Jiken masih mengandalkan hidupnya pada hasil pertanian dan perkebunan tanpa memikirkan prospek sumber daya alam lain mereka yang berlimpah namun telah dikuasai oleh negara. Mereka lebih mementingkan bagaimana mereka bisa mendapatkan beras dan bisa makan. Kondisi demikian dapat cukup mengkhawatirkan mengingat banyaknya warga yang tidak memperdulikan perkembangan ekonomi yang fluktuatif saat ini. Desa yang terletak di pinggiran Kecamatan Jiken seperti Desa Janjang juga terkesan menutup diri mereka terhadap orang di luar desa merekan karena takut dapat menimbulkan efe buruk bagi desa mereka.

Karakteristik Pemerintahan
Pemerintahan di Kecamatan Jiken merupakan pemerintah kecamatan yang dikepalai oleh Camat Desa Jiken dan perangkat – perangkatnya. Saat ini Kepala Kecamatan Jiken adalah Bapak Sunanto. Camat beserta Perangkat Kecamatan Jiken rutin menghadiri kegiatan – kegiatan yang berlangsung di desanya, terutama pada saat tradisi sedekah bumi berlangsung. Pada pelaksanaan tradisi sedekah bum di Desa Jiworejo misalnya, acara akan dimulai setelah bapak camat dan perangkat kecamatan tiba di lokasi pelaksanaan tradisi, biasanya bapak camat akan memberikan sambutan sebelum memulai acara.
Pemerintahan di sebelas Desa di Kecamatan Jiken merupakan pemerintah desa yang dikepalai oleh Kepala Desa dan perangkat – perangkatnya yang biasanya terdiri dari bapaK “carik” dan Pak “bayan” . Bapak Carik ini adalah sebutan untuk Sekretaris Desa di setiap Desa di Kecamatan Jiken sedangkan Pak Bayan merupakan kepala unit bagian organisasi yang juga ada di setiap Desa di Kecamatan Jiken. Pada setiap desa di Kecamatan Jiken juga terdapat seorang sesepuh desa yang biasa di panggil dengan sebutan “Kamituwo”. Bapak Kamituwo ini merupakan seseorang yang telah lama tingga di Desa tersebut dan yang dituakan oleh masyarakat di masing –masing desa tersebut.
Setiap desa di Kecamatan Jiken memiliki kantor atau balai desanya sendiri. Hanya saja di beberapa Desa seperti Desa Bangowan, Desa Janjang dan Desa Jiworejo, kantor atau balai desa tidak berfungsi dengan baik, di Desa Bangowan bahkan memang jarang sekali dibuka karena kebanyakan masyarakat yang memiliki kepentingan langsung datang ke rumah kepala Desa Bangowan. Berbeda dengan Desa Bangowan, Kantor Desa di Desa Janjang sengaja di tutup untuk digunakan sebagai sarang burung walet yang kemudian akan diberdayakan oleh pihak pemerintah Desa untuk dijual. Kantor kepala desa ini mulai ditutup sejak 6 bulan yang lalu sejak Kantor Kepala Desa ini didatangi oleh burung – burung walet. Sedangkan di Desa Jiworejo kasusnya mirip dengan Desa Bangowan, kantor atau Balai Desanya dibuka dan ditutup seenaknya sehingga banyak warga Desanya yang langsung menghampiri rumah Kepala Desa jika memiliki kepentingan.