Rabu, 18 Juli 2012

Mengenal Lebih Dekat Kecamatan Jiken (potensi).


Potensi Wilayah
Fisik dan Sumberdaya Alam
Kecamatan Jiken memiliki beberapa desa yang termasuk dalam kelerengan o-2% dan 2-5% yang berarti kondisi topografinya datar. Desa yang termasuk dalam kondisi kelerengan ini adalah Jiken, Cabak, Jiworejo, Nglobo, Nglebur dan Genjahan. Kondisi topografi datar ini dapat menjadi potensi tersendiri bagi Jiken karena mudah dikembangkan untuk pembangunan fisik seperti permukiman, perdagangan jasa dan pertanian. Jiken juga memilki tanah mediteran dan grumosol yang cocok untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian, perkebunan dan perhutanan.
Pada segi sumberdaya alam, Jiken memiliki potensi di bidang perminyakan, tambang batu dan kehutanan. Di bidang perminyakan, Jiken memiliki paling tidak 74 sumur minyak tua peninggalan Belanda yang masih bisa di eksplorasi. Ke-74 titik sumur minyak itu tersebar di Desa Bangowan (24 titik), Nglobo (47 titik) dan Janjang (3 titik). Hanya saja sumur minyak yang saat ini sudah digali dan memproduksi minyak hanya 2 titik di Bangowan dan 12 titik di Nglobo, sedangkan sumur minyak yang ada di Desa Janjang belum tersentuh sama sekali akibat letaknya yang berada pada daerah patahan dan kemiringan tinggi. Sumur minyak yang ada di Bangowan dan Nglobo sepenuhnya dikelola oleh pertamina, hanya saja jika di Nglobo seluruh proses pengolahan minyak dilakukan oleh pihak Pertamina, di Desa Bangowan pengolahan sumur minyak dikelola oleh PT Witsun Indonesia Perkasa dan selanjutnya dijual oleh Pertamina.
Pada bidang pertambangan, Jiken memiliki potensi batugamping yang cukup besar di Kabupaten Blora. potensi Batugamping ini terdapat di Desa Bleboh, awalnya memang batugamping ini dieksplorasi namun saat ini operasi penambangan batu telah dihentikan karena kalah bersaing dengan wilayah lainnya.


Potensi terbesar di Jiken adalah Kehutanan, terbukti lewat kerjasama LMDH dengan masyarakat mengenai pengelolaan hasil hutan, banyak Desa yang mendapat bantuan dalam pembangunan fisik wilayahnya. Hutan juga merupakan penggunaan hutan terbesar di Kecamatan Jiken, luas hutan di Jiken mencapat 13.ooo ha.

Penggunaan Lahan
Luas wilayah Kecamatan Jiken adalah sebesar 16.816 ha dengan mayoritas penggunaan lahan di Kecamatan Jiken adalah hutan dengan luas 13.350,386 Ha atau sekitar 79% dari luas wilayah Kecamatan Jiken. Selain hutan, penggunaan lahan terbesar lainnya di Kecamatan Jiken adalah penggunaan lahan untuk pertanian dan lahan kering, yang masing – masing memiliki luas sebesar 1.617, 924 Ha dan 15.198,735 ha atau sekitar 10% dan 6% dari luas wilayah Kecamatan Jiken.
Banyaknya lahan kering di Kecamatan Jiken dapat menjadi potensi bagi Kecamatan Jiken karena masih banyak lahan yang bisa dimanfaatkan untuk pembangunan fisik, hal ini juga dikarenakan letak Kecamatan Jiken yang strategis.

Populasi/Demografi
Pada tahun 2010 di Kabupaten Blora, Kecamatan Jiken merupakan kecamatan kedua tertinggi laju pertumbuhannya setelah Kabupaten Jepon. Jumlah penduduk di Kecamatan Jiken pada tahun 2010 sebanyak 37.369 jiwa dengan komposisi penduduk terbanyak berada di Desa Jiken. Pertumbuhan penduduk yang tinggi ini dapat menjadi potensi bagi Kecamatan Jiken terutama dalam hal penigkatan SDM, karena jika pertumbuhan penduduk yang tinggi ini terus berlanjut, di masa depan Jiken akan semakin banyak memiliki SDM dapat dimanfaatkan dalam pembangunan Jiken demi meningkatkan kemajuan wilayahnya.  Seperti dalam pengolahan limbah akar jati, SDM di Kecamatan Jiken dapat diberi penyuluhan agar dapat lebih kreatif dalam memanfaatkan akar jati tersebut, bahkan dalam pemanfaatan SDA.

Ekonomi
Hampir di setiap desa di Kecamatan Jiken memilki potensi di bidang pertanian. Pada PDRB Kecamatan Jiken, sektor yang menyumbangkan cukup banyak juga Pertanian dengan komoditas utama padi, jagung dan tebu. Selain pertanian, Jiken juga memiliki potensi pada hutan Jatinya, meskipun sebagian besar hutan ini adalah milik Perhutani dan hasil produksi dari kayu jati ini dikelola oleh LMDH dan KUD, namun tetap saja bagi hasil atau sharing yang dilakukan terhadap hasil jati inimasih menguntungkan Jiken dalam hal pebangunan infrastruktur karena banyak desa yang memakai hasil sharing dari LMDH untuk melakukan pembangunan di desanya. Akar jati yang diproduksi juga menjadi mata pencaharian tambahan bagi warga karena akar ini diolah menjadi ukiran jati, masyarakat juga tidak perlu mengeluarkan modal karena akar kayu jati ini diberikan secara gratis oleh perhutani.
Wisata makam yang ada di Desa Janjang dan Singonegoro di Jiken juga dapat menjadi potensi wisata spiritual di Kecamatan Jiken jika dikelola lebih baik lagi oleh pemerintah daerah, dan akses menuju makam ini diperbaiki.

Infrastruktur dan Fasilitas
Jiken merupakan Kecamatan di Kabupaten Blora yang  dilalui oleh jalan provinsi Jl. Raya Blora-Cepu, dilaluinya Jiken oleh jalan ini dapat menjadi potensi tersendiri bagi Jiken, terutama untuk perkembangan Kecamatan Jiken, karena tingginya aktivitas lalu lintas di jalan raya blora-cepu ini dapat dimanfaatkan untuk menigkatkan aktivitas perdagangan dan jasa di sekitar jalan tersebut.

Kelembagaan Masyarakat
Organisasi dan Kelembagaan yang ada di Kecamatan Jiken ialah; PKK, LKMD, LMDH, Kelompok Wanita Tani, dan KUD. Dari ke enam lembaga atau organisasi tersebut, yang masi berjalan lancar hanya LMDH, Karangtaruna, Kelompok Wanita Tani, dan KUD. Oraganisai atau lembaga tersebut dapat tetap eksis sampai sekarang karena lembaga tersebut melakukan pembinaan dan regenerasi denagan baik. Salah satunya adalah yang dilakukan LMDH yaitu Pelatihan Manajemen Lembaga (Outbound Management Training) Outbound Management Training (OMT) atau pelatihan manajemen lembaga adalah satu bentuk pelatihan untuk mengetahui pemahaman peserta tentang manajemen organisasi.
Keberadaan LMDH menjadi potensi tersendiri bagi Jiken, karena hasil sharing yang dilakukan oleh LMDH menjadi salah satu bantuan yang menyokong Desa – Desa di Kecamatan Jiken untuk melakukan aktivitas pembangunan fisik di wilayahnya.

Aspek  Sosial Budaya
Kultur-Sosial
Jiken memiliki potensi terbesar pada jati dan minyaknya. Hanya saja potensi minyak tidak dapat memberikan kontribusi yang besar bagi PDRB Kecamatan Jiken. Bahkan dampaknya (hasil minyak) tidak dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Jiken juga masih mempertahankan kearifan lokalnya di tengah jaman modernisasi ini.” - Pak Sunanto, Camat Jiken
Jiken merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Blora yang masih mempertahankan budaya lokalnya, hubungan masyarakat Kecamatan Jiken juga cukup harmonis, hal ini dapat menjadi potensi tersendiri bagi Kecamatan Jiken untuk terus mempertahankan keharmonisan hubungan antara masyarakat dan budayanya agar kearifan lokal itu tetap terjaga.

Permasalahan Wilayah
Permasalahan Aspek Fisik dan Sumberdaya Kecamatan Jiken
Ditinjau dari aspek fisik, Jiken merupakan daerah yang notabene merupakan kawasan hutan dan berbukit. Adapun ketinggian di Jiken lebih dari 100 mdpl dan kelerengan cenderung antara 15-40%. Kondisi kelerengan yang demikian, menimbulkan masalah berupa sulitnya medan. Sebab selain kondisi jalan berbukit, sebagian besar jalan di pedesaan Jiken yang tergolong rusak, menjadi faktor pelengkap dalam menghambat aksesbilitas di desa-desa Jiken.
Adanya faktor ketinggian, kemiringan, dan rusaknya jalan, menjadi masalah di Desa Janjang dalam usaha pengolahan minyaknya, karena sulitnya medan yang dilalui membuat investor menurungkan niatnya untuk berinvestasi disini dalam pengolahan minyak karena alat – alat berat yang dibutuhkan dalam pengelolaan minyak tidak bisa masuk.
Selain permasalahan fisik, Kecamatan Jiken juga memiliki permasalahan terkait sumberdaya alam yang dimiliki. Adanya sumber minyak di Jiken, menjadikan Jiken sebagai kecamatan yang salah satu desanya menjadi Distrik II Nglobo, yaitu Desa Nglobo. Desa Nglobo menjadi Distrik II sebab memiliki sumber minyak, yang kemudian dikelola oleh Pertamina secara penuh. Namun dalam pengolahannya, tidak ada bagi hasil dari Pertamina untuk Kecamatan Jiken. Hal ini tentu menjadi suatu hal yang ironi, mengingat bahwa Jiken merupakan penghasil minyak.

Permasalahan Penggunaan Lahan Kecamatan Jiken
Luas wilayah Kecamatan Jiken adalah sebesar 16.816 ha. Perbandingan penggunaan lahan di Kecamatan Jiken, antara lahan terbangun dan non-terbangun masih besar lahan non-terbangun. Hal ini dikarenakan Kecamatan Jiken masih dalam kawasan pedesaan, yang masih menggantungkan hidupnya dari pertanian. Selain itu, Kecamatan Jiken juga merupakan area hutan lindung milik Perhutani setempat. Maka tidak heran jika, lahan di Kecamatan Jiken masih didominasi sawah dan hutan. Masing- masing prosentase penggunaan lahannya, terdiri dari hutan dengan luas 13.350,386 Ha atau sekitar 79% dari luas wilayah Kecamatan Jiken. Penggunaan lahan untuk sawah dan lahan kering, yang masing – masing memiliki luas sebesar 1.617, 924 Ha dan 15.198,735 ha atau sekitar 10% dan 6% dari luas wilayah Kecamatan Jiken.
Mengenai permasalahan penggunaan lahan di Kecamatan Jiken, datang dari guna lahan sawah di Kecamatan Jiken. Sebab mayoritas sawah yang ada di Kecamatan Jiken adalah sawah tadah hujan sehingga masa panen hasil sawah tergantung  pada musim. Jika musim penghujan telah selesai maka sawah yang digarap oleh masyarakat tidak lagi produktif.

Permasalahan Populasi atau Demografi Kecamatan Jiken
Kependudukan di Kecamatan Jiken pada tahun 2010 sebanyak 37.369 dengan jumlah penduduk terpadat di desa Jiken. Permasalaan mengenai populasi atau demografi di Kecamatan Jiken jika ditinjau dari piramida penduduk pada tahun 2010, maka piramida yang ada menunjukkan bentuk piramida sarang tawon kuno. Dimana bentuk ini, memiliki angka kelahiran dan kematian rendah. Sehingga angka ketergantungan rendah. Namun bentuk yang ada memiliki kekurangan pada skala usia 0 – 4 tahun, 20 – 24 jumlah penduduk usia lanjut non-produktif ( 65 tahun keatas ). Pada usia 0 – 4 tahun jumlahnya sangat sedikit, sebab program KB berjalan sukses di Kecamatan Jiken. Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari setiap kepala desa dan Ketua Kecamatan Jiken.
Pada usia 20 – 24 tahun jumlah penduduknya sedikit daripada skala usia dibawah ataupun diatasnya dikarenakan penduduk penduduk dengan umur demikian banyak yang memilih pergi untuk berkuliah dan mencari kerja di luar Kecamatan Jiken. Penduduk Kecamatan Jiken memilih bersekolah dan mencari pekerjaan di luar Kecamatan Jiken sebab, jumlah sarana pendidikan dan lapangan  kerja di Kecamatan Jiken. Jika angka migrasi ini terus bertambah, hal ini dapat menjadi masalah yang serius mengingat semakin berkurangnya sumber daya manusia di Kecamatan Jiken.
Adanya fenomena penduduk usia 75 tahun keatas tinggi, menjadikan penduduk Kecamatan Jiken memiliki angka ketergantungan terhadap penduduk usia ini. Namun tidak mempengaruhi angka ketergantungan penduduk non – produktif terhadap penduduk usia produktif secara keseluruhan di Kecamatan Jiken.

Permasalahan Ekonomi Kecamatan Jiken
Perekonomian di 11 desa yang ada di Kecamatan Jiken berupa pertanian. Hal ini dilihat dari mayoritas penduduk di 11 desa yang ada di Kecamatan Jiken bekerja sebagai petani. Pertanian di Kecamatan Jiken menyumbang PDRB di sektor pertanian sekitar 3,5% dari 16 Kecamatan yang ada di Kabupaten Blora.
Jika dilihat dari sumbangan Kecamatan Jiken terhadap PDRB sektor pertanian, tergolong rendah. Hal ini dikarenakan pertanian di Kecamatan Jiken belum begitu maju. Dilihat dari lahan sawah di Kecamatan Jiken yang sebagian besar berupa sawah tadah hujan dan hanya ada sawah irigasi itupun di Desa Bleboh dan Desa Jiken saja. Permasalahan lahan inilah yang membuat pertanian di Kecamatan Jiken belum cukup maju, karena lahan sawah tadah hujan hanya dapat melakukan produksi pertanian terutama padi dan jagung satu kali dalam setahun. Hal ini yang membuat masyarakat tidak dapat melakukan panen padi dua kali dalam setahun meskipun bulan hujan di Kecamatan Jiken sebanyak 5 bulan. Dalam waktu 5 bulan jika dibantu irigasi maka dapat dilakukan panen dua kali dalam setahun, akan tetapi adanya sawah irigasi yang masih sedikit di Kecamatan Jiken membuat panen hanya dilakukan sekali.

Permasalahan Infrastruktur dan Fasilitas Kecamatan Jiken
Infrastruktur jalan di Kecamatan Jiken pada jalan aspal lebih banyak jalan yang rusak dibandingkan jalan dengan kondisi baik pada jalan Desa maupun antar Desa/Kecamatan. Jalan makadam maupun jalan tanah yang ada di Desa mayoritas cukup baik. Jika dilihat dari basis data kelompok 7 jiken permasalahan jalan di Desa-Desa yang ada di Kecamatan Jiken lebih berupa rusaknya jalan aspalyang belum mendapat perbaikan dan masih banyaknya jalan makadam dan jalan tanah di Kecamatan Jiken yang membuat ketidaknyamanan dalam aksesibilitas di Kecamatan Jiken.
Drainase yang ada di Kecamatan Jiken mayoritas berupa drainase alami berupa tanah di depan rumah penduduk yang hanya dilubangi membentuk saluran drainase. Drainase alami dapat membuat tanah lebih cepat amblas karena tidak terdapat pengerasan tanah sehingga air hujan langsung masuk ke dalam tanah. Drainase yang ada itupun merupakan swadaya masyarakat yang sadar akan pentingnya drainase. Di beberapa titik yang ada di setiap desa di Kecamatan Jiken sudah terdapat drainase buatan, akan tetapi jumlahnya belum memadai.
Sistem persampahan yang ada pada 11 Desa di Kecamatan Jiken berupa dibakar di dalam lubang baik pada saluran drainase yang masih alamiah maupun di belakang rumah penduduk. Sistem persampahan ini kurang sehat, meskipun hemat biaya. Karena sampah yang dibakar menghasilkan gas CO yang dapat membahayakan kesehatan penduduk jika berada di sekitarnya.

Permasalahan Kelembagaan Masyarakat Kecamatan Jiken
Kelembagaan merupakan suatu wadah atau sarana, yang berasal dari warga untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Pembentukan lembaga, biasanya didasari atas dasar inisiatif sendiri. Ditinjau dari hasil survey dan observasi lapangan, lembaga yang sering menjadi unggulan adalah LMDH, KUD, PKK, Kelompok Tani dan Kelompok Wanita Tani. Permasalahan pada kelembagaan di Kecamatan Jiken, yang bisa dirasakan adalah :
a.    Kurang disiplinnya pegawai-pegawai kelurahan setempat
Banyak pegawai kelurahan di desa-desa Kecamatan Jiken, memilih untuk tidak bekerja walaupun hari kerja. Serta ada pula yang bekerja, namun memilih pulang awal tanpa suatu alas an yang jelas. Hal ini sepertinya menjadi budaya di kalangan pegawai kelurahan setempat. Seharusnya mereka mampu melayani kebutuhan masyarakat, namun kenyataannya mereka lebih memilih tidak masuk kantor.
Selain masalah kedisiplinan, juga terdapat masalah tidak adanya kantor kelurahan yang di beberapa desa Kecamatan Jiken. Tidak adanya kantor kelurahan ini, dapat mengindikasikan tidak adanya perhatian pemerintah dalam upaya pensejahteraan bagi desa-desa di Kecamatan Jiken. Bagaimana pemerintah bisa memajukan desa-desa Kecamatan Jiken, bila jika bangunan untuk kepemerintahannya saja tidak ada.

Permasalahan Sosial dan Kultur Masyarakat Kecamatan Jiken
Aspek sosial, merupakan aspek yang menghubungkan satu individu dengan individu yang lain. Adanya aspek social yang saling menghargai satu sama lain, akan menciptakan kondisi suatu wilayah menjadi aman. Namun jika aspek sosial dari suatu wilayah buruk, maka akan mempengaruhi hubungan satu individu dengan individu yang lain. Serta tidak menutup kemungkinan menimbulkan pertikaian. Kecamatan Jiken, jika dinilai secara menyeluruh hampir tidak ada masalah terkait sosial masyarakatnya. Hanya saja, sosial masyarakat desa Kecamatan Jiken tergolong menutup diri. Desa yang terletak di pinggiran Kecamatan Jiken seperti Desa Janjang misalnya, terkesan menutup diri mereka terhadap orang di luar desa mereka karena takut dapat menimbulkan efek buruk bagi desa mereka.

Penstrukturan Masalah
Hubungan Antar Aspek Satu dengan Aspek Lain
Permasalahan
Fisik dan Sumberdaya
Alam
Penggunaan Lahan
Populasi
Atau Demografi
Ekonomi
Infrastruktur dan Fasilitas
Kelembagaan Masyarakat
Aspek Sosial
Fisik dan Sumberdaya
Alam

Masih minimnya kegiatan pembangunan atau konversi lahan dari Lahan Non-Terbangun menjadi Lahan Terbangun. Hal ini dikarenakan kondisi fisik Kecamatan Jiken yang memiliki ketinggian dan Topografi yang cukup curam
Tidak adanya pengolahan sumberdaya alam yang dikelola secara mandiri. Hal ini menyebabkan lapangan pekerjaan menjadi minim. Sehingga penduduk Kecamatan Jiken cenderung bertransmigrasi keluar, guna mencari pekerjaan. Hal ini, menyebabkan berkurangnya tenaga kerja produktif. di Kecamatan Jiken
Kurangnya pengolahan sumberdaya alam sendiri, menyebab-kan Kecamatan Jiken tidak memiliki PDRB lain, selain dari sektor pertanian. Serta tidak adanya bagi hasil dari Pertamina, terkait Distrik II Nglobo.
Kecamatan JIken yang memiliki topografi dan ketinggian yang bervariatif, membuat pembangunan di Kecamatan Jiken terhambat. Sebab, aksesbilitas di desa-desa Kecamatan Jiken sulit.
Tidak adanya inisiatif yang datang dari masyarakat Kecamatan Jiken, untuk mendirikan kelembagaan yang berurusan menangani dan mengolah sumberdaya alam di Kecamatan. Serta tidak adanya PERDA yang mengatur pembagian sumberdaya alam.
Sulitnya medan yang ada di desa-desa Kecama-tan Jiken, menye-babkan pendu-duk sulit untuk menuju pusat kota. Akibat-nya, mereka cenderung menutup diri dari lingkung-an luar.
Penggunaan
Lahan
Dominannya penggunaan lahan untuk persawahan, mengindikasikan bahwa kemampuan masyarakat Kecamatan Jiken hanya bertani. Padahal Kecamatan Jiken memiliki sumberdaya alam yang melimpah, namun tidak dikelola secara mandiri

Masih tingginya penggunaan lahan dalam kegiatan pertanian, menjadikan matapencaharian di Kecamatan Jiken didominasi oleh Petani. Hal ini tentu kurang memenuhi kebutuhan pekerjaan penduduk. Karena factor itulah, penduduk Kecamatan Jiken bertransmigrasi keluar mencari pekerjaan. Pada akhirnya menyebabkan tenaga kerja produktif di Kecamatan Jiken berkurang.
Pertanian memberi sumbangan ke PDRB Kecamatan Jikenpaling utama, namun masih rendah. Jika, tanpa adanya sektor lain selain pertanian,  perekonomi-an Kecamatan Jiken berkem-bang lambat.
Masih luasnya lahan pertanian di Kecamatan Jiken, menjadikan jumlah fasilitas dan infrastruktur di Kecamatan Jiken masih minim. Seharusnya luasnya lahan pertanian di Kecamatan Jiken, didorong dengan fasilitas dan infrastruktur yang memadai. Guna memajukan sektor pertanian yang mendominasi.
Adanya lembaga Kelompok Tani, Kelompok Wanita Tani, dan KUD, berdiri guna mengoptimal-kan kegiatan pertanian di Kecamatan Jiken. KUD merupakan lembaga yang berperan penting, sebab melakukan kegiatan penyuluhan bagi setiap desa.
Didasari dari kegiatan pertanian di Kecamatan Jiken, membuat penduduk Kecamatan Jiken memiliki rasa sosial yang tinggi. Hal ini, membuat Kecamatan Jiken terjaga dari situasi yang menimbulk-an pertikaian.
Populasi
Atau Demografi
Masih banyaknya penduduk dengan pekerjaan pertanian, dan tingginya angka transmigrasi keluar, membuat tidak adanya tenaga ahli dalam mengelola sumbersaya alam yang dimiliki Kecamatan Jiken
Banyaknya penduduk yang mengusai teknik bertani, membuat penggunaan lahan di Kecamatan Jiken didominasi oleh Persawahan.

Dominasi penduduk dengan pekerjaan pertanian, membuat ekonomi di Kecamatan Jiken didominasi oleh hasil dari pertanian. Padahal peranian di Kecamatan Jiken masih rendah
Kurangnya infrastruktur dan fasilitas di Kecamatan Jiken, mendorong penduduknya untuk transmigrasi keluar dari Kecamatan Jiken. Dampaknya tenaga kerja produktif menjadi berkurang.
Dominasi penduduk pertanian di Kecamatan Jiken, mendorong masyarakat mendirikan lembaga seperti Kelompok Tani, Kelompok Wanita Tani, Gabungan Kelompok Tani. Hal terebut dmaksudkan untuk memajukan pertanian di Kecamatan Jiken
Dominasi pekerjaan penduduk dengan pertanian, membuat keadaan sosial penduduk masih memiliki rasa sosial yang tinggi
Ekonomi
Masih minimnya modal yang dimiliki oleh Kecamatan Jiken, yang menyebab-kan minimnya kegiatan pengolahan sumberdaya alam secara mandiri.
Minimnya modal yang dimiliki Kecamatan Jiken, menjadikan pembangunan di Kecamatan Jiken berjalan a lot. Sehingga penggunaan lahan masih banyak yang non-terbangun daripada terbangun.
Kegiatan perekonomian masih didominasi oleh pertanian. Hal ini menyebabkan lapangan pekerjaan kurang mencukupi. Sehingga penduduk usia produktif cenderung melakukan migrasi keluar dari Kecamatan Jiken.

Minimnya modal, membuat kegiatan pembangunan fasilitas dan Infrastruktur Kecamatan Jiken menjadi lambat
TIdak adanya kelembagaan yang secara aktif, berpihak untuk memajukan perekonomi-an Kecamatan Jiken, selain sektor petanian.
Minimnya modal yang dimiliki Kecamatan Jiken, membuat penduduk bermigrasi keluar. Tak jarang menuju kota. Hal ini menyebab-kan terjadinya proses urbanisasi pada penduduk Kecamatan Jiken.
Infrastruktur dan Fasilitas
Minimnya fasilitas dan infrastruktur, membuat para investor tidak tertarik untuk menginves ke Kecamatan Jiken, dalam pengolahan sumberdaya alamnya. Hanya di Desa Bangowan yang bisa mendatang-kan investor.
Minimnya fasilitas dan Infrastuktur, membuat penggunaan lahan tidak bisa berkembang selain sektor pertanian. Bila fasilitas dan infrastruktur di Kecamatan Jiken baik, tidak menutup kemungkinan penggunaan lahan lain bisa berkembang.
Minimnya fasilitas dan infrasturktur di Kecamatan Jiken, mendorong penduduk Kecamatan Jiken untuk bermigrasi keluar. Hal ini dilakukan supaya memudahkan mereka dalam pemenuhan fasilitas dan infrastruktur.
Minimnya fasilitas dan infra-sturktur di Kecamatan Jiken, membuat kegiatan perekonomian berkem-bang secara lambat. Sebab tidak ada fasilitas dan infra-struktur yang memadai.

Minimnya fasilitas dan infrasturktur di Kecamatan Jiken, menjadikan kelembagaan di Kecamatan Jiken tidak berjalan baik. Misalnya saja, kantor kelurahan yang tidak dibangun. Hal tersebut membuat kinerja dari kelurahan menjadi tidak maksimal.

Kelembagaan Masyarakat
Tidak adanya lembaga, yang secara khusus bertujuan untuk mengelola simberdaya alam Kecamatan Jiken
Banyaknya lembaga berbasis pertanian, menjadikan hanya penggunaan lahan pertanian yang mendominasi di Kecamatan Jiken.
Tidak adanya lembaga, yang secara khusus bertujuan mencipatakan lapangan pekerjaan, selain di sektor pertanian. Sehingga penduduk Kecamatan Jiken cenderung bermigrasi keluar.
Tidak adanya lembaga, yang secara khusus bertujuan untuk, mencari sumber ekonomi baru bagi Kecamatan Jiken selai pertanian
Tidak adanya lembaga, yang secara khusus bertujuan untuk upaya pembangunan fasilitas dan infrastruktur di Kecamatan Jiken. Hal ini menyebabkan jumlah fasilitas dan infrastruktur, menjadi minim di Kecamatan Jiken

Beberapa lembaga berjalan tidak sempurna. Hal ini menjadi-kan kegiatan sosial yang ada di lembaga tersebut tidak tersalurkan.
Aspek Sosial
Tertutupnya penduduk Kecamatan Jiken, terhadap aktivitas di luar desanya. Mereka menganggap orang baru, membawa kerugian. Sehingga ada kealotan dalam upaya pengolahan sumberdaya alam yang ada, oleh pihak luar
( Tidak ditemukannya hubungan )
Tingginya rasa solidaritas penduduk, membuat penduduk di Kecamatan Jiken melakukan migrasi keluar secara bersama-sama. Biasanya antar kerabat, atau teman. Hal ini tentu akan mengurangi tenaga kerja produktif.
Aspek sosial penduduk yang masih menutup diri dari lingkungan luar, menjadikan sektor ekonomi yang berkem-
Bang hanya sektor pertanian. Padahal untuk memajukan suatu wilayah tidak hanya dengan satu sektor saja.
Kurangnya minat dan kesadaran masyrakat dalam perawatan infrastruktur dan fasilitas yang ada. Hal ini tentu akan mempercepapat rusaknya fasilitas dan infrastruktur yang telah dibangun.
Kurang berjalannya kegiatan sosial di Kecamatan Jiken, yang diemban oleh lembaga yang ada. Hal ini dapat berakibat, tidak tersalurkan-nya program lembaga ke masyarakat.


Prioritas Permasalahan
Permasalahan yang menjadi kunci dari permasalahan yang lain adalah minimnya modal pembangunan yang dimiliki Kecamatan Jiken. Kondisi ini berakibat secara beruntun, menjalar pada terhambatnya pembangunan ekonomi, fasilitas dan infrastruktur di Kecamatan Jiken. Terhambatnya pembangunan ekonomi, fasilitas dan infrastrutur, menyebabkan kegiatan perekonomian di Kecamatan Jiken terhambat khusunya pada sektor pertanian, yang memberikan sumbangan PDRB terbesar di Kecamatan JIken. Selain itu, minimnya fasilitas dan infrastruktur membuat investor luar, tidak tertarik untuk menanamkan investasi di Kecamatan Jiken. Padahal sumberdaya alam yang dimiliki Kecamatan Jiken bervariatif dan kaya.
Prakiraan Perkembangan Masalah
Kecenderungan
Prioritas permasalahan yang ada di Kecamatan Jiken adalah, minimnya modal pembangunan yang dimiliki Kecamatan Jiken.  Dari prioritas ini, kecenderungan yang ada di Kecamatan Jiken akan berkembang ke arah yang kurang baik. Sebab, dari faktor ini akan terjadi masalah kurangnya penambahan lapangan pekerjaan, kurangnya pembangunan fasilits dan infrastruktur, serta tidak adanya usaha mengolah sumberdaya alam secara mandiri. Apabila hal ini berlanjut secara terus menerus, maka akan berakibat pada lemahnya PDRB Kecamatan Jiken. Selain itu, dapat menyebabkan, lemahnya daya saing Kecamatan Jiken dengan kecamatan lain di Kabupaten Blora.
Skenario Perkembangan Wilayah
Scenario perkembangan wilayah adalah suatu pola penarapan dimana berisikan langkah-langkah yang ditempuh guna mendapatkan tujuan yang diinginkan. Penyusunan scenario ini didasarkan dari isu permasalahan yang berada di wilayah tersebut. Kecamatan Jiken dalam hal ini memiliki isu permasalahan, pada minimnya modal pembangunan yang dimiliki. Minimnya modal ini disebabkan beberapa hal, yaitu kurangnya investor, tidak adanya sektor ekonomi selain pertanian, kurangnya perhatian pemerintah dalam pembangunan Kecamatan JIken. Guna mengatasi permasalahan prioritas Kecamatan Jiken :
 “Minimnya Modal Pembangunan yang Dimiliki Kecamatan Jiken”
terdapat tiga skenario pengembangan wilayah di Kecamatan Jiken yaitu,  Prakiraan atas prakiraan  optimis, status quo, dan  pesimis.
Ø  Berdasarkan permasalahan di atas dilihat dari sisi optimis maka akan muncul kecenderungan kondisi tertentu Kecamatan Jiken yang dapat membenahi permasalahan-permasalahan yang ada. Adapun sisi optimisnya adalah:
“Modal Pembangunan yang Dimiliki Kecamatan Jiken Terpenuhi”
Kondisi detail yang terjadi dari sisi optimis tersebut adalah sebagai berikut:
·      Tegasnya perhatian pemerintah dalam pembangunan fasilitas dan infrastruktur Kecamatan Jiken
·      Tegasnya perhatian pemerintah dalam penyediaan lapangan kerja di Kecamatan Jiken
·      Adanya Perda dari Pemerintah mengenai bagi hasil pengolahan minyak di Distrik II Nglobo, yang diatur secara tegas dan terlaksan dengan baik
·      .Adanya bagi hasil dari Pertamina terkait Distrik II Nglobo, yang berjalan dengan baik.
Ø  Perkiraan status quo berarti kondisi di Kecamatan Jiken berjalan normal seperti biasa tanpa mengalami perubahan atau stagnan. Status quo yang diperkirakan terjadi adalah:
“Modal Pembangunan yang Dimiliki Kecamatan Jiken berjalan tanpa adanya upaya perbaikan”
Kondisi detail dari perkiraan ini adalah sebagai berikut:
·      Ketegasan perhatian perhatian pemerintah dalam pembangunan fasilitas dan infrastruktur Kecamatan Jiken berjalan stagnan
·      Ketegasan perhatian perhatian pemerintah dalam penyediaan lapangan kerja di Kecamatan Jiken berjalan stagnan
·      Adanya Perda dari Pemerintah mengenai bagi hasil pengolahan minyak di Distrik II Nglobo, berjalan stagnan
·      Adanya bagi hasil dari Pertamina terkait Distrik II Nglobo, yang berjalan stagnan
Ø  Jika dilihat dari prakiraan pesimis, adalah sebagai berikut:
“Modal Pembangunan yang Dimiliki Kecamatan Jiken berjalan memburuk”
Kondisi detail dari perkiraan ini adalah sebagai berikut:
·         Menurunnya perhatian pemerintah dalam pembangunan fasilitas dan infrastruktur Kecamatan Jiken
·         Menurunnya ketegasan perhatian pemerintah dalam penyediaan lapangan kerja di Kecamatan Jiken
·         Tidak adanya Perda dari Pemerintah mengenai bagi hasil pengolahan minyak di Distrik II Nglobo
·         Tidak adanya bagi hasil dari Pertamina terkait Distrik II Nglobo




Tidak ada komentar:

Posting Komentar