Potensi Wilayah
Fisik dan Sumberdaya Alam
Kecamatan Jiken memiliki beberapa desa yang termasuk
dalam kelerengan o-2% dan 2-5% yang berarti kondisi topografinya datar. Desa
yang termasuk dalam kondisi kelerengan ini adalah Jiken, Cabak, Jiworejo,
Nglobo, Nglebur dan Genjahan. Kondisi topografi datar ini dapat menjadi potensi
tersendiri bagi Jiken karena mudah dikembangkan untuk pembangunan fisik seperti
permukiman, perdagangan jasa dan pertanian. Jiken juga memilki tanah mediteran
dan grumosol yang cocok untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian, perkebunan
dan perhutanan.
Pada segi sumberdaya alam, Jiken memiliki potensi di
bidang perminyakan, tambang batu dan kehutanan. Di bidang perminyakan, Jiken
memiliki paling tidak 74 sumur minyak tua peninggalan Belanda yang masih bisa
di eksplorasi. Ke-74 titik sumur minyak itu tersebar di Desa Bangowan (24
titik), Nglobo (47 titik) dan Janjang (3 titik). Hanya saja sumur minyak yang
saat ini sudah digali dan memproduksi minyak hanya 2 titik di Bangowan dan 12
titik di Nglobo, sedangkan sumur minyak yang ada di Desa Janjang belum tersentuh
sama sekali akibat letaknya yang berada pada daerah patahan dan kemiringan
tinggi. Sumur minyak yang ada di Bangowan dan Nglobo sepenuhnya dikelola oleh
pertamina, hanya saja jika di Nglobo seluruh proses pengolahan minyak dilakukan
oleh pihak Pertamina, di Desa Bangowan pengolahan sumur minyak dikelola oleh PT
Witsun Indonesia Perkasa dan selanjutnya dijual oleh Pertamina.
Pada bidang pertambangan, Jiken memiliki potensi
batugamping yang cukup besar di Kabupaten Blora. potensi Batugamping ini terdapat
di Desa Bleboh, awalnya memang batugamping ini dieksplorasi namun saat ini
operasi penambangan batu telah dihentikan karena kalah bersaing dengan wilayah
lainnya.
Potensi terbesar di Jiken adalah Kehutanan, terbukti
lewat kerjasama LMDH dengan masyarakat mengenai pengelolaan hasil hutan, banyak
Desa yang mendapat bantuan dalam pembangunan fisik wilayahnya. Hutan juga
merupakan penggunaan hutan terbesar di Kecamatan Jiken, luas hutan di Jiken
mencapat 13.ooo ha.
Penggunaan Lahan
Luas wilayah Kecamatan Jiken adalah sebesar 16.816 ha dengan mayoritas penggunaan lahan di Kecamatan Jiken adalah
hutan dengan luas 13.350,386 Ha atau sekitar 79% dari luas wilayah Kecamatan
Jiken. Selain hutan, penggunaan lahan terbesar lainnya di Kecamatan Jiken
adalah penggunaan lahan untuk pertanian dan lahan kering, yang masing – masing
memiliki luas sebesar 1.617, 924 Ha dan 15.198,735 ha atau sekitar 10% dan 6%
dari luas wilayah Kecamatan Jiken.
Banyaknya lahan kering di Kecamatan Jiken dapat menjadi
potensi bagi Kecamatan Jiken karena masih banyak lahan yang bisa dimanfaatkan
untuk pembangunan fisik, hal ini juga dikarenakan letak Kecamatan Jiken yang
strategis.
Populasi/Demografi
Pada tahun 2010 di Kabupaten Blora, Kecamatan Jiken
merupakan kecamatan kedua tertinggi laju pertumbuhannya setelah Kabupaten
Jepon. Jumlah penduduk di Kecamatan Jiken pada tahun 2010 sebanyak 37.369 jiwa
dengan komposisi penduduk terbanyak berada di Desa Jiken. Pertumbuhan
penduduk yang tinggi ini dapat menjadi potensi bagi Kecamatan Jiken terutama
dalam hal penigkatan SDM, karena jika pertumbuhan penduduk yang tinggi ini
terus berlanjut, di masa depan Jiken akan semakin banyak memiliki SDM dapat
dimanfaatkan dalam pembangunan Jiken demi meningkatkan kemajuan
wilayahnya. Seperti dalam pengolahan
limbah akar jati, SDM di Kecamatan Jiken dapat diberi penyuluhan agar dapat
lebih kreatif dalam memanfaatkan akar jati tersebut, bahkan dalam pemanfaatan
SDA.
Ekonomi
Hampir di
setiap desa di Kecamatan Jiken memilki potensi di bidang pertanian. Pada PDRB
Kecamatan Jiken, sektor yang menyumbangkan cukup banyak juga Pertanian dengan
komoditas utama padi, jagung dan tebu. Selain pertanian, Jiken juga memiliki
potensi pada hutan Jatinya, meskipun sebagian besar hutan ini adalah milik
Perhutani dan hasil produksi dari kayu jati ini dikelola oleh LMDH dan KUD,
namun tetap saja bagi hasil atau sharing yang dilakukan terhadap hasil jati
inimasih menguntungkan Jiken dalam hal pebangunan infrastruktur karena banyak
desa yang memakai hasil sharing dari LMDH untuk melakukan pembangunan di
desanya. Akar jati yang diproduksi juga menjadi mata pencaharian tambahan bagi
warga karena akar ini diolah menjadi ukiran jati, masyarakat juga tidak perlu
mengeluarkan modal karena akar kayu jati ini diberikan secara gratis oleh
perhutani.
Wisata
makam yang ada di Desa Janjang dan Singonegoro di Jiken juga dapat menjadi
potensi wisata spiritual di Kecamatan Jiken jika dikelola lebih baik lagi oleh
pemerintah daerah, dan akses menuju makam ini diperbaiki.
Infrastruktur dan Fasilitas
Jiken merupakan Kecamatan di Kabupaten Blora yang dilalui oleh jalan provinsi Jl. Raya
Blora-Cepu, dilaluinya Jiken oleh jalan ini dapat menjadi potensi tersendiri
bagi Jiken, terutama untuk perkembangan Kecamatan Jiken, karena tingginya
aktivitas lalu lintas di jalan raya blora-cepu ini dapat dimanfaatkan untuk
menigkatkan aktivitas perdagangan dan jasa di sekitar jalan tersebut.
Kelembagaan Masyarakat
Organisasi dan Kelembagaan yang ada di Kecamatan Jiken ialah; PKK, LKMD,
LMDH, Kelompok Wanita Tani, dan KUD. Dari ke enam lembaga atau organisasi
tersebut, yang masi berjalan lancar hanya LMDH, Karangtaruna, Kelompok Wanita
Tani, dan KUD. Oraganisai atau lembaga tersebut dapat tetap eksis sampai
sekarang karena lembaga tersebut melakukan pembinaan dan regenerasi denagan
baik. Salah satunya adalah yang dilakukan LMDH yaitu Pelatihan Manajemen
Lembaga (Outbound Management Training) Outbound Management Training (OMT)
atau pelatihan manajemen lembaga adalah satu bentuk pelatihan untuk mengetahui
pemahaman peserta tentang manajemen organisasi.
Keberadaan LMDH menjadi potensi tersendiri bagi Jiken, karena hasil sharing
yang dilakukan oleh LMDH menjadi salah satu bantuan yang menyokong Desa – Desa
di Kecamatan Jiken untuk melakukan aktivitas pembangunan fisik di wilayahnya.
Aspek Sosial Budaya
Kultur-Sosial
“Jiken memiliki potensi
terbesar pada jati dan minyaknya. Hanya saja potensi minyak tidak dapat
memberikan kontribusi yang besar bagi PDRB Kecamatan Jiken. Bahkan dampaknya
(hasil minyak) tidak dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Jiken
juga masih mempertahankan kearifan lokalnya di tengah jaman modernisasi ini.” - Pak Sunanto, Camat Jiken
Jiken
merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Blora yang masih mempertahankan
budaya lokalnya, hubungan masyarakat Kecamatan Jiken juga cukup harmonis, hal
ini dapat menjadi potensi tersendiri bagi Kecamatan Jiken untuk terus
mempertahankan keharmonisan hubungan antara masyarakat dan budayanya agar
kearifan lokal itu tetap terjaga.
Permasalahan Wilayah
Permasalahan Aspek
Fisik dan Sumberdaya Kecamatan Jiken
Ditinjau dari aspek fisik, Jiken merupakan daerah
yang notabene merupakan kawasan hutan dan berbukit. Adapun ketinggian di Jiken
lebih dari 100 mdpl dan kelerengan cenderung antara 15-40%. Kondisi kelerengan
yang demikian, menimbulkan masalah berupa sulitnya medan. Sebab selain kondisi
jalan berbukit, sebagian besar jalan di pedesaan Jiken yang tergolong rusak,
menjadi faktor pelengkap dalam menghambat aksesbilitas di desa-desa Jiken.
Adanya faktor
ketinggian, kemiringan, dan rusaknya jalan, menjadi masalah di Desa Janjang
dalam usaha pengolahan minyaknya, karena sulitnya medan yang dilalui membuat
investor menurungkan niatnya untuk berinvestasi disini dalam pengolahan minyak
karena alat – alat berat yang dibutuhkan dalam pengelolaan minyak tidak bisa
masuk.
Selain
permasalahan fisik, Kecamatan Jiken juga memiliki permasalahan terkait
sumberdaya alam yang dimiliki. Adanya sumber minyak di Jiken, menjadikan Jiken
sebagai kecamatan yang salah satu desanya menjadi Distrik II Nglobo, yaitu Desa
Nglobo. Desa Nglobo menjadi Distrik II sebab memiliki sumber minyak, yang
kemudian dikelola oleh Pertamina secara penuh. Namun dalam pengolahannya, tidak
ada bagi hasil dari Pertamina untuk Kecamatan Jiken. Hal ini tentu menjadi
suatu hal yang ironi, mengingat bahwa Jiken merupakan penghasil minyak.
Permasalahan
Penggunaan Lahan Kecamatan Jiken
Luas wilayah
Kecamatan Jiken adalah sebesar 16.816 ha. Perbandingan penggunaan lahan
di Kecamatan Jiken, antara lahan terbangun dan non-terbangun masih besar lahan
non-terbangun. Hal ini dikarenakan Kecamatan Jiken masih dalam kawasan
pedesaan, yang masih menggantungkan hidupnya dari pertanian. Selain itu,
Kecamatan Jiken juga merupakan area hutan lindung milik Perhutani setempat.
Maka tidak heran jika, lahan di Kecamatan Jiken masih didominasi sawah dan
hutan. Masing- masing prosentase penggunaan lahannya, terdiri dari hutan dengan
luas 13.350,386 Ha atau sekitar 79% dari luas wilayah Kecamatan Jiken. Penggunaan
lahan untuk sawah dan lahan kering, yang masing – masing memiliki luas sebesar
1.617, 924 Ha dan 15.198,735 ha atau sekitar 10% dan 6% dari luas wilayah
Kecamatan Jiken.
Mengenai permasalahan penggunaan lahan di Kecamatan
Jiken, datang dari guna lahan sawah di Kecamatan Jiken. Sebab mayoritas sawah
yang ada di Kecamatan Jiken adalah sawah tadah hujan sehingga masa panen hasil
sawah tergantung pada musim. Jika musim
penghujan telah selesai maka sawah yang digarap oleh masyarakat tidak lagi
produktif.
Permasalahan Populasi
atau Demografi Kecamatan Jiken
Kependudukan di Kecamatan Jiken pada tahun 2010
sebanyak 37.369 dengan jumlah penduduk terpadat di desa Jiken. Permasalaan
mengenai populasi atau demografi di Kecamatan Jiken jika ditinjau dari piramida
penduduk pada tahun 2010, maka piramida yang ada menunjukkan bentuk piramida
sarang tawon kuno. Dimana bentuk ini, memiliki angka kelahiran dan kematian
rendah. Sehingga angka ketergantungan rendah. Namun bentuk yang ada memiliki
kekurangan pada skala usia 0 – 4 tahun, 20 – 24 jumlah penduduk usia lanjut
non-produktif ( 65 tahun keatas ). Pada usia 0 – 4 tahun jumlahnya sangat
sedikit, sebab program KB berjalan sukses di Kecamatan Jiken. Hal ini diperkuat
dengan pernyataan dari setiap kepala desa dan Ketua Kecamatan Jiken.
Pada usia 20 – 24 tahun jumlah penduduknya sedikit
daripada skala usia dibawah ataupun diatasnya dikarenakan penduduk penduduk
dengan umur demikian banyak yang memilih pergi untuk berkuliah dan mencari
kerja di luar Kecamatan Jiken. Penduduk Kecamatan Jiken memilih bersekolah dan
mencari pekerjaan di luar Kecamatan Jiken sebab, jumlah sarana pendidikan dan
lapangan kerja di Kecamatan Jiken. Jika
angka migrasi ini terus bertambah, hal ini dapat menjadi masalah yang serius
mengingat semakin berkurangnya sumber daya manusia di Kecamatan Jiken.
Adanya fenomena penduduk usia 75 tahun keatas
tinggi, menjadikan penduduk Kecamatan Jiken memiliki angka ketergantungan
terhadap penduduk usia ini. Namun tidak mempengaruhi angka ketergantungan penduduk
non – produktif terhadap penduduk usia produktif secara keseluruhan di
Kecamatan Jiken.
Permasalahan Ekonomi Kecamatan Jiken
Perekonomian di 11 desa yang ada di Kecamatan Jiken
berupa pertanian. Hal ini dilihat dari mayoritas penduduk di 11 desa yang ada
di Kecamatan Jiken bekerja sebagai petani. Pertanian di Kecamatan Jiken
menyumbang PDRB di sektor pertanian sekitar 3,5% dari 16 Kecamatan yang ada di
Kabupaten Blora.
Jika dilihat dari sumbangan Kecamatan Jiken
terhadap PDRB sektor pertanian, tergolong rendah. Hal ini dikarenakan pertanian
di Kecamatan Jiken belum begitu maju. Dilihat dari lahan sawah di Kecamatan
Jiken yang sebagian besar berupa sawah tadah hujan dan hanya ada sawah irigasi
itupun di Desa Bleboh dan Desa Jiken saja. Permasalahan lahan inilah yang
membuat pertanian di Kecamatan Jiken belum cukup maju, karena lahan sawah tadah
hujan hanya dapat melakukan produksi pertanian terutama padi dan jagung satu
kali dalam setahun. Hal ini yang membuat masyarakat tidak dapat melakukan panen
padi dua kali dalam setahun meskipun bulan hujan di Kecamatan Jiken sebanyak 5
bulan. Dalam waktu 5 bulan jika dibantu irigasi maka dapat dilakukan panen dua
kali dalam setahun, akan tetapi adanya sawah irigasi yang masih sedikit di
Kecamatan Jiken membuat panen hanya dilakukan sekali.
Permasalahan Infrastruktur dan Fasilitas
Kecamatan Jiken
Infrastruktur jalan di Kecamatan Jiken pada jalan
aspal lebih banyak jalan yang rusak dibandingkan jalan dengan kondisi baik pada
jalan Desa maupun antar Desa/Kecamatan. Jalan makadam maupun jalan tanah yang
ada di Desa mayoritas cukup baik. Jika dilihat dari basis data kelompok 7 jiken
permasalahan jalan di Desa-Desa yang ada di Kecamatan Jiken lebih berupa
rusaknya jalan aspalyang belum mendapat perbaikan dan masih banyaknya jalan
makadam dan jalan tanah di Kecamatan Jiken yang membuat ketidaknyamanan dalam
aksesibilitas di Kecamatan Jiken.
Drainase yang ada di Kecamatan Jiken mayoritas
berupa drainase alami berupa tanah di depan rumah penduduk yang hanya dilubangi
membentuk saluran drainase. Drainase alami dapat membuat tanah lebih cepat
amblas karena tidak terdapat pengerasan tanah sehingga air hujan langsung masuk
ke dalam tanah. Drainase yang ada itupun merupakan swadaya masyarakat yang
sadar akan pentingnya drainase. Di beberapa titik yang ada di setiap desa di
Kecamatan Jiken sudah terdapat drainase buatan, akan tetapi jumlahnya belum
memadai.
Sistem persampahan yang ada pada 11 Desa di
Kecamatan Jiken berupa dibakar di dalam lubang baik pada saluran drainase yang
masih alamiah maupun di belakang rumah penduduk. Sistem persampahan ini kurang
sehat, meskipun hemat biaya. Karena sampah yang dibakar menghasilkan gas CO
yang dapat membahayakan kesehatan penduduk jika berada di sekitarnya.
Permasalahan
Kelembagaan Masyarakat Kecamatan Jiken
Kelembagaan merupakan suatu wadah atau sarana, yang
berasal dari warga untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Pembentukan lembaga,
biasanya didasari atas dasar inisiatif sendiri. Ditinjau dari hasil survey dan
observasi lapangan, lembaga yang sering menjadi unggulan adalah LMDH, KUD, PKK, Kelompok Tani dan Kelompok Wanita Tani.
Permasalahan pada kelembagaan di Kecamatan Jiken, yang bisa dirasakan adalah :
a. Kurang disiplinnya
pegawai-pegawai kelurahan setempat
Banyak pegawai kelurahan di
desa-desa Kecamatan Jiken, memilih untuk tidak bekerja walaupun hari kerja.
Serta ada pula yang bekerja, namun memilih pulang awal tanpa suatu alas an yang
jelas. Hal ini sepertinya menjadi budaya di kalangan pegawai kelurahan
setempat. Seharusnya mereka mampu melayani kebutuhan masyarakat, namun
kenyataannya mereka lebih memilih tidak masuk kantor.
Selain masalah kedisiplinan,
juga terdapat masalah tidak adanya kantor kelurahan yang di beberapa desa
Kecamatan Jiken. Tidak adanya kantor kelurahan ini, dapat mengindikasikan tidak
adanya perhatian pemerintah dalam upaya pensejahteraan bagi desa-desa di
Kecamatan Jiken. Bagaimana pemerintah bisa memajukan desa-desa Kecamatan Jiken,
bila jika bangunan untuk kepemerintahannya saja tidak ada.
Permasalahan Sosial
dan Kultur Masyarakat Kecamatan Jiken
Aspek sosial, merupakan aspek yang menghubungkan
satu individu dengan individu yang lain. Adanya aspek social yang saling
menghargai satu sama lain, akan menciptakan kondisi suatu wilayah menjadi aman.
Namun jika aspek sosial dari suatu wilayah buruk, maka akan mempengaruhi
hubungan satu individu dengan individu yang lain. Serta tidak menutup kemungkinan
menimbulkan pertikaian. Kecamatan Jiken, jika dinilai secara menyeluruh hampir
tidak ada masalah terkait sosial masyarakatnya. Hanya saja, sosial masyarakat
desa Kecamatan Jiken tergolong menutup diri. Desa yang terletak di pinggiran
Kecamatan Jiken seperti Desa Janjang misalnya, terkesan menutup diri mereka
terhadap orang di luar desa mereka karena takut dapat menimbulkan efek buruk
bagi desa mereka.
Penstrukturan
Masalah
Hubungan Antar Aspek
Satu dengan Aspek Lain
Permasalahan
|
Fisik
dan Sumberdaya
Alam
|
Penggunaan
Lahan
|
Populasi
Atau Demografi
|
Ekonomi
|
Infrastruktur
dan Fasilitas
|
Kelembagaan
Masyarakat
|
Aspek
Sosial
|
Fisik
dan Sumberdaya
Alam
|
Masih
minimnya kegiatan pembangunan atau konversi lahan dari Lahan Non-Terbangun
menjadi Lahan Terbangun. Hal ini dikarenakan kondisi fisik Kecamatan Jiken
yang memiliki ketinggian dan Topografi yang cukup curam
|
Tidak
adanya pengolahan sumberdaya alam yang dikelola secara mandiri. Hal ini
menyebabkan lapangan pekerjaan menjadi minim. Sehingga penduduk Kecamatan Jiken
cenderung bertransmigrasi keluar, guna mencari pekerjaan. Hal ini,
menyebabkan berkurangnya tenaga kerja produktif. di Kecamatan Jiken
|
Kurangnya
pengolahan sumberdaya alam sendiri, menyebab-kan Kecamatan Jiken tidak
memiliki PDRB lain, selain dari sektor pertanian. Serta tidak adanya bagi
hasil dari Pertamina, terkait Distrik II Nglobo.
|
Kecamatan
JIken yang memiliki topografi dan ketinggian yang bervariatif, membuat
pembangunan di Kecamatan Jiken terhambat. Sebab, aksesbilitas di desa-desa
Kecamatan Jiken sulit.
|
Tidak
adanya inisiatif yang datang dari masyarakat Kecamatan Jiken, untuk
mendirikan kelembagaan yang berurusan menangani dan mengolah sumberdaya alam
di Kecamatan. Serta tidak adanya PERDA yang mengatur pembagian sumberdaya
alam.
|
Sulitnya
medan yang ada di desa-desa Kecama-tan Jiken, menye-babkan pendu-duk sulit
untuk menuju pusat kota. Akibat-nya, mereka cenderung menutup diri dari
lingkung-an luar.
|
|
Penggunaan
Lahan
|
Dominannya
penggunaan lahan untuk persawahan, mengindikasikan bahwa kemampuan masyarakat
Kecamatan Jiken hanya bertani. Padahal Kecamatan Jiken memiliki sumberdaya
alam yang melimpah, namun tidak dikelola secara mandiri
|
Masih
tingginya penggunaan lahan dalam kegiatan pertanian, menjadikan
matapencaharian di Kecamatan Jiken didominasi oleh Petani. Hal ini tentu
kurang memenuhi kebutuhan pekerjaan penduduk. Karena factor itulah, penduduk
Kecamatan Jiken bertransmigrasi keluar mencari pekerjaan. Pada akhirnya
menyebabkan tenaga kerja produktif di Kecamatan Jiken berkurang.
|
Pertanian
memberi sumbangan ke PDRB Kecamatan Jikenpaling utama, namun masih rendah.
Jika, tanpa adanya sektor lain selain pertanian, perekonomi-an Kecamatan Jiken berkem-bang
lambat.
|
Masih
luasnya lahan pertanian di Kecamatan Jiken, menjadikan jumlah fasilitas dan infrastruktur
di Kecamatan Jiken masih minim. Seharusnya luasnya lahan pertanian di
Kecamatan Jiken, didorong dengan fasilitas dan infrastruktur yang memadai.
Guna memajukan sektor pertanian yang mendominasi.
|
Adanya
lembaga Kelompok Tani, Kelompok Wanita Tani, dan KUD, berdiri guna
mengoptimal-kan kegiatan pertanian di Kecamatan Jiken. KUD merupakan lembaga
yang berperan penting, sebab melakukan kegiatan penyuluhan bagi setiap desa.
|
Didasari
dari kegiatan pertanian di Kecamatan Jiken, membuat penduduk Kecamatan Jiken
memiliki rasa sosial yang tinggi. Hal ini, membuat Kecamatan Jiken terjaga
dari situasi yang menimbulk-an pertikaian.
|
|
Populasi
Atau Demografi
|
Masih
banyaknya penduduk dengan pekerjaan pertanian, dan tingginya angka
transmigrasi keluar, membuat tidak adanya tenaga ahli dalam mengelola
sumbersaya alam yang dimiliki Kecamatan Jiken
|
Banyaknya
penduduk yang mengusai teknik bertani, membuat penggunaan lahan di Kecamatan
Jiken didominasi oleh Persawahan.
|
Dominasi
penduduk dengan pekerjaan pertanian, membuat ekonomi di Kecamatan Jiken
didominasi oleh hasil dari pertanian. Padahal peranian di Kecamatan Jiken
masih rendah
|
Kurangnya
infrastruktur dan fasilitas di Kecamatan Jiken, mendorong penduduknya untuk
transmigrasi keluar dari Kecamatan Jiken. Dampaknya tenaga kerja produktif
menjadi berkurang.
|
Dominasi
penduduk pertanian di Kecamatan Jiken, mendorong masyarakat mendirikan
lembaga seperti Kelompok Tani, Kelompok Wanita Tani, Gabungan Kelompok Tani.
Hal terebut dmaksudkan untuk memajukan pertanian di Kecamatan Jiken
|
Dominasi
pekerjaan penduduk dengan pertanian, membuat keadaan sosial penduduk masih
memiliki rasa sosial yang tinggi
|
|
Ekonomi
|
Masih
minimnya modal yang dimiliki oleh Kecamatan Jiken, yang menyebab-kan minimnya
kegiatan pengolahan sumberdaya alam secara mandiri.
|
Minimnya
modal yang dimiliki Kecamatan Jiken, menjadikan pembangunan di Kecamatan
Jiken berjalan a lot. Sehingga penggunaan lahan masih banyak yang
non-terbangun daripada terbangun.
|
Kegiatan
perekonomian masih didominasi oleh pertanian. Hal ini menyebabkan lapangan
pekerjaan kurang mencukupi. Sehingga penduduk usia produktif cenderung
melakukan migrasi keluar dari Kecamatan Jiken.
|
Minimnya
modal, membuat kegiatan pembangunan fasilitas dan Infrastruktur Kecamatan
Jiken menjadi lambat
|
TIdak
adanya kelembagaan yang secara aktif, berpihak untuk memajukan perekonomi-an
Kecamatan Jiken, selain sektor petanian.
|
Minimnya
modal yang dimiliki Kecamatan Jiken, membuat penduduk bermigrasi keluar. Tak
jarang menuju kota. Hal ini menyebab-kan terjadinya proses urbanisasi pada
penduduk Kecamatan Jiken.
|
|
Infrastruktur
dan Fasilitas
|
Minimnya
fasilitas dan infrastruktur, membuat para investor tidak tertarik untuk
menginves ke Kecamatan Jiken, dalam pengolahan sumberdaya alamnya. Hanya di
Desa Bangowan yang bisa mendatang-kan investor.
|
Minimnya
fasilitas dan Infrastuktur, membuat penggunaan lahan tidak bisa berkembang
selain sektor pertanian. Bila fasilitas dan infrastruktur di Kecamatan Jiken
baik, tidak menutup kemungkinan penggunaan lahan lain bisa berkembang.
|
Minimnya
fasilitas dan infrasturktur di Kecamatan Jiken, mendorong penduduk Kecamatan
Jiken untuk bermigrasi keluar. Hal ini dilakukan supaya memudahkan mereka
dalam pemenuhan fasilitas dan infrastruktur.
|
Minimnya
fasilitas dan infra-sturktur di Kecamatan Jiken, membuat kegiatan
perekonomian berkem-bang secara lambat. Sebab tidak ada fasilitas dan
infra-struktur yang memadai.
|
Minimnya
fasilitas dan infrasturktur di Kecamatan Jiken, menjadikan kelembagaan di
Kecamatan Jiken tidak berjalan baik. Misalnya saja, kantor kelurahan yang
tidak dibangun. Hal tersebut membuat kinerja dari kelurahan menjadi tidak
maksimal.
|
||
Kelembagaan
Masyarakat
|
Tidak
adanya lembaga, yang secara khusus bertujuan untuk mengelola simberdaya alam
Kecamatan Jiken
|
Banyaknya
lembaga berbasis pertanian, menjadikan hanya penggunaan lahan pertanian yang
mendominasi di Kecamatan Jiken.
|
Tidak
adanya lembaga, yang secara khusus bertujuan mencipatakan lapangan pekerjaan,
selain di sektor pertanian. Sehingga penduduk Kecamatan Jiken cenderung
bermigrasi keluar.
|
Tidak
adanya lembaga, yang secara khusus bertujuan untuk, mencari sumber ekonomi
baru bagi Kecamatan Jiken selai pertanian
|
Tidak
adanya lembaga, yang secara khusus bertujuan untuk upaya pembangunan
fasilitas dan infrastruktur di Kecamatan Jiken. Hal ini menyebabkan jumlah
fasilitas dan infrastruktur, menjadi minim di Kecamatan Jiken
|
Beberapa
lembaga berjalan tidak sempurna. Hal ini menjadi-kan kegiatan sosial yang ada
di lembaga tersebut tidak tersalurkan.
|
|
Aspek
Sosial
|
Tertutupnya
penduduk Kecamatan Jiken, terhadap aktivitas di luar desanya. Mereka
menganggap orang baru, membawa kerugian. Sehingga ada kealotan dalam upaya
pengolahan sumberdaya alam yang ada, oleh pihak luar
|
(
Tidak ditemukannya hubungan )
|
Tingginya
rasa solidaritas penduduk, membuat penduduk di Kecamatan Jiken melakukan
migrasi keluar secara bersama-sama. Biasanya antar kerabat, atau teman. Hal
ini tentu akan mengurangi tenaga kerja produktif.
|
Aspek
sosial penduduk yang masih menutup diri dari lingkungan luar, menjadikan
sektor ekonomi yang berkem-
Bang
hanya sektor pertanian. Padahal untuk memajukan suatu wilayah tidak hanya
dengan satu sektor saja.
|
Kurangnya
minat dan kesadaran masyrakat dalam perawatan infrastruktur dan fasilitas
yang ada. Hal ini tentu akan mempercepapat rusaknya fasilitas dan
infrastruktur yang telah dibangun.
|
Kurang
berjalannya kegiatan sosial di Kecamatan Jiken, yang diemban oleh lembaga
yang ada. Hal ini dapat berakibat, tidak tersalurkan-nya program lembaga ke
masyarakat.
|
Prioritas Permasalahan
Permasalahan
yang menjadi kunci dari permasalahan yang lain adalah minimnya modal
pembangunan yang dimiliki Kecamatan Jiken. Kondisi ini berakibat secara
beruntun, menjalar pada terhambatnya pembangunan ekonomi, fasilitas dan infrastruktur
di Kecamatan Jiken. Terhambatnya pembangunan ekonomi, fasilitas dan
infrastrutur, menyebabkan kegiatan perekonomian di Kecamatan Jiken terhambat
khusunya pada sektor pertanian, yang memberikan sumbangan PDRB terbesar di
Kecamatan JIken. Selain itu, minimnya fasilitas dan infrastruktur membuat
investor luar, tidak tertarik untuk menanamkan investasi di Kecamatan Jiken.
Padahal sumberdaya alam yang dimiliki Kecamatan Jiken bervariatif dan kaya.
Prakiraan Perkembangan Masalah
Kecenderungan
Prioritas permasalahan
yang ada di Kecamatan Jiken adalah, minimnya modal pembangunan yang dimiliki
Kecamatan Jiken. Dari prioritas ini,
kecenderungan yang ada di Kecamatan Jiken akan berkembang ke arah yang kurang
baik. Sebab, dari faktor ini akan terjadi masalah kurangnya penambahan lapangan
pekerjaan, kurangnya pembangunan fasilits dan infrastruktur, serta tidak adanya
usaha mengolah sumberdaya alam secara mandiri. Apabila hal ini berlanjut secara
terus menerus, maka akan berakibat pada lemahnya PDRB Kecamatan Jiken. Selain
itu, dapat menyebabkan, lemahnya daya saing Kecamatan Jiken dengan kecamatan
lain di Kabupaten Blora.
Skenario Perkembangan
Wilayah
Scenario perkembangan
wilayah adalah suatu pola penarapan dimana berisikan langkah-langkah yang
ditempuh guna mendapatkan tujuan yang diinginkan. Penyusunan scenario ini
didasarkan dari isu permasalahan yang berada di wilayah tersebut. Kecamatan
Jiken dalam hal ini memiliki isu permasalahan, pada minimnya modal pembangunan
yang dimiliki. Minimnya modal ini disebabkan beberapa hal, yaitu kurangnya
investor, tidak adanya sektor ekonomi selain pertanian, kurangnya perhatian
pemerintah dalam pembangunan Kecamatan JIken. Guna mengatasi permasalahan
prioritas Kecamatan Jiken :
“Minimnya Modal Pembangunan yang Dimiliki
Kecamatan Jiken”
terdapat
tiga skenario pengembangan wilayah di Kecamatan Jiken yaitu, Prakiraan atas prakiraan optimis, status quo, dan pesimis.
Ø Berdasarkan
permasalahan di atas dilihat dari sisi optimis maka akan muncul
kecenderungan kondisi tertentu Kecamatan Jiken yang dapat membenahi
permasalahan-permasalahan yang ada. Adapun sisi optimisnya adalah:
“Modal
Pembangunan yang Dimiliki Kecamatan Jiken Terpenuhi”
Kondisi detail yang
terjadi dari sisi optimis tersebut adalah sebagai berikut:
·
Tegasnya
perhatian pemerintah dalam pembangunan fasilitas dan infrastruktur Kecamatan
Jiken
·
Tegasnya
perhatian pemerintah dalam penyediaan lapangan kerja di Kecamatan Jiken
·
Adanya
Perda dari Pemerintah mengenai bagi hasil pengolahan minyak di Distrik II
Nglobo, yang diatur secara tegas dan terlaksan dengan baik
·
.Adanya
bagi hasil dari Pertamina terkait Distrik II Nglobo, yang berjalan dengan baik.
Ø Perkiraan status
quo berarti kondisi di Kecamatan Jiken berjalan normal seperti biasa
tanpa mengalami perubahan atau stagnan. Status quo yang diperkirakan terjadi
adalah:
“Modal
Pembangunan yang Dimiliki Kecamatan Jiken berjalan tanpa adanya upaya
perbaikan”
Kondisi detail dari
perkiraan ini adalah sebagai berikut:
·
Ketegasan
perhatian perhatian pemerintah dalam pembangunan fasilitas dan infrastruktur
Kecamatan Jiken berjalan stagnan
·
Ketegasan
perhatian perhatian pemerintah dalam penyediaan lapangan kerja di Kecamatan Jiken
berjalan stagnan
·
Adanya
Perda dari Pemerintah mengenai bagi hasil pengolahan minyak di Distrik II
Nglobo, berjalan stagnan
·
Adanya
bagi hasil dari Pertamina terkait Distrik II Nglobo, yang berjalan stagnan
Ø Jika dilihat dari prakiraan
pesimis, adalah sebagai berikut:
“Modal
Pembangunan yang Dimiliki Kecamatan Jiken berjalan memburuk”
Kondisi detail dari
perkiraan ini adalah sebagai berikut:
·
Menurunnya
perhatian pemerintah dalam pembangunan fasilitas dan infrastruktur Kecamatan Jiken
·
Menurunnya
ketegasan perhatian pemerintah dalam penyediaan lapangan kerja di Kecamatan
Jiken
·
Tidak
adanya Perda dari Pemerintah mengenai bagi hasil pengolahan minyak di Distrik
II Nglobo
·
Tidak
adanya bagi hasil dari Pertamina terkait Distrik II Nglobo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar